Bukannya ingin bahas taruhan, tapi ada yang janggal dari pasaran laga Manchester United menjamu Wolverhampton, Minggu (20/4).
Rumah-rumah taruhan di Eropa dan Asia mengeluarkan angka lek-lekan untuk laga tersebut. Dengan kata lain, United gak nge-voor.
Hal itu agak janggal mengingat Setan Merah tampil di Old Trafford. Biasanya, tim tuan rumah lebih condong memberikan voor ke lawannya. Lagipula, ini United loh! Secara kiprah, Wolves bukan lawan sepadan.
Apalagi, United baru saja menang heroik atas Lyon di Europa League tengah pekan silam. Kemenangan itu mengantar Ruben Amorim dan pasukannya lolos ke semifinal.
Nyatanya, Wolves bisa mencuri kemenangan tipis 0-1. Sudah pasti banyak petaruh yang keblinger. Gol penentu kemenangan Wolves dicetak Pablo Sarabia.
Masuk dari bangku cadangan, ia baru merumput sekitar empat kala eksekusi tembakan bebasnya menghujam pojok kiri gawang Andre Onana di menit 77’.
*Turunkan pelapis
Tanda-tanda United bakal menjalani laga yang tak mudah sebenarnya sudah tampak jelang laga. Amorim terpaksa memasukkan dua pemain belia di starting eleven-nya, yakni Tyler Fredricson (20 tahun/bek tengah) dan Harry Ammas (18 tahun/bek kiri).
Fredricson sejatinya merupakan anggota tim United U-21, sedangkan Ammas, yang lebih belia lagi, tergabung di United U-18.
Lalu, bek senior yang paling tampil, Victor Lindelof, bahkan sampai dipercaya menjadi starter dan mengemban kapten.
Strategi itu demi mengistirahatkan beberapa pilar utama yang kelelahan setelah meladeni Lyon. Bruno Fernandes, Harry Maguire, Diogo Dalot, Casemiro, dan Leny Yoro, duduk di bangku cadangan.
Dengan skuat pelapis, United memang cukup menguasai laga di babak pertama. Menurut Flashscore, persentase penguasaan bola mereka mencapai 62% (berbanding 38% milik Wolves).
Namun, dominasi itu tak terlalu berarti karena secara serangan, United juga tak terlalu menjanjikan. Mereka cuma bisa melepas tiga tembakan dan cuma satu yang on-target.
*Makin aneh di babak ke-2
Berhubung skor masih kaca mata hingga menjelang menit 60, Amorin bermanuver. Ia memasukkan tiga pilar utamanya sekaligus, yakni Fernandes (menggantikan Manuel Ugarte), Dalot (Patrick Dorgu), dan Mason Mount (Kobbie Mainoo).
Strategi ini sebenarnya cukup menjanjikan. Beberapa peluang lahir, namun gagal berbuah gol karena tumpulnya performa Rasmus Hojlund. Ia membuat beberapa peluang emas, termasuk saat telat menyambar umpan silang Alejandro Garnacho di mulut gawang Wolves.
Hojlund akhirnya juga ditarik keluar. Ia digantikan striker muda, Chidozie Obi.
Saat permainan United mulai lebih menjanjikan, Wolves justru menghukum lewat gol tendangan bebas Sarabia. Sebagai gambaran betapa sialnya United, gol Sarabia itu lahir dari tembakan on-target pertama Wolves di laga ini.
Di sisa 13 menit waktu normal, plus 6 menit injury-time, Garnacho dkk. tak juga mampu mencetak gol penyeimbang.
*Kekalahan terbanyak dalam semusim
Publik Old Trafford terpaksa pulang dengan rasa kecewa. Sejarah buruk pun tercipta. Ini merupakan kekalahan ke-15 United di Premier League musim ini. Jumlah tersebut jumlah kekalahan terbanyak yang diderita United dalam semusim!
Catatan buruk lainnya, ini merupakan kali pertama United kalah back-to-back dari Wolves dalam semusim, terhitung sejak 1979/1980. Pada pertemuan pertama di markas Wolves akhir Desember silam, United kalah 0-2.
Sementara bagi Wolves, raihan tiga poin ini sangat berarti karena secara matematis, mereka sudah lolos dari ancaman degradasi.
Kepastian tak lepas dari performa impresif mereka yang memborong kemenangan di lima pekan terakhir.
Catatan lima kemenangan beruntun itu juga menjadi yang pertama kalinya diukir Wolves sepanjang kiprah mereka di kasta tertinggi Inggris.
===
View this post on Instagram