Performa AC Milan di Serie A musim ini mungkin terbilang buruk. Hingga pekan ke-33, skuat asuhan Sergio Conceicao itu masih berkutat di peringkat sembilan dengan raihan 51 poin.
Mereka terpaut delapan poin dengan Lazio (59 poin) yang tengah menempati peringkat ke-6 alias peringkat akhir untuk lolos ke Eropa musim depan (Europa League).
Namun, tidak demikian dengan urusan rekor head-to-head versus rival sekota mereka, Inter Milan. Yang teranyar, Rossoneri menang telak 3-0 atas Nerazzurri di leg kedua semifinal Coppa Italia, Kamis (24/4).
Tiga gol Milan dicetak Luka Jovic (menit 36’ & 49’), serta Tijani Reijnders (85’). Kemenangan ini meloloskan Milan ke final lantaran hasil imbang 1-1 di leg pertama.
Sementara itu bagi Inter, kekalahan ini melenyapkan peluang mereka untuk bisa meraih
*Mendominasi derbi
Berkat kemenangan ini, Milan benar-benar mendominasi Derby della Madonnina. Pasalnya, kedua tim sudah bersua lima kali musim ini dan tak pernah sekalipun Milan Merah kalah dari Milan Biru. Rinciannya berupa tiga kemenangan dan dua hasil imbang.
Pada pertemuan pertama musim ini, Milan menang 3-2 kala bersua Inter di pekan ke-5 (23 September 2024). Setelah itu, Milan menang lagi di Supercoppa Italiana (7 Januari 2025). Kala itu, kemenangan Milan bahkan terasa lebih heroik lantaran mereka menang comeback 3-2.
Dari yang awalnya tertinggal dua gol terlebih dulu lewat gol Lautaro Martinez (45+1’) dan Mehdi Taremi (47’), Milan bangkit dan berbalik unggul berkat gol Theo Hernandez (52’), Christian Pulisic (80’), dan Tammy Abraham (90+3’).
Barulah di dua pertemuan selanjutnya, kedua tim bermain imbang 1-1 di paruh musim kedua Serie A dan 1-1 di leg pertama semifinal Coppa Italia.
*Pertama kali 3x menang vs Inter dalam semusim
Dalam hal rivalitas, kemenangan ini juga menghadirkan catatan spesial bagi Milan dalam sejarah pertemuan mereka versus Inter.
Menurut Opta, ini merupakan kali ke-3 Milan mampu mendulang tiga kemenangan atas Inter dalam satu musim kompetisi setelah musim 2004-05 dan 1971-72.
*Kali kedua menjalani 2 final dalam semusim
Dengan lolos ke final Coppa Italia, Milan berarti melakoni dua kali final musim ini. Final pertama sudah mereka jalani dengan baik lewat kemenangan comeback 3-2 atas Inter di Supercoppa Italiana bulan Januari silam.
Dengan begitu, ini merupakan kali ke-2 skuat Rossoneri menjalani dua laga final dalam satu musim kompetisi. Sebelumnya, mereka sudah menjalani kiprah serupa masih ditangani pelatih Carlo Ancelotti, tepatnya di musim 2007-08.
Kala itu, Milan bahkan sukses memborong dua gelar dari dua final yang mereka lakoni, yakni gelar Piala Super Eropa (vs Sevilla) dan gelar juara Piala Dunia Antarklub (vs Boca Juniors).
*Reijnders resmi jadi top skor
Bukan Rafael Leao, bukan Tammy Abraham, ataupun Luka Jovic, tapi Tijani Reijnders-lah yang untuk sementara ini tercatat sebagai pengoleksi gol terbanyak Milan.
Lewat gol penutupnya ke gawang Inter dini hari tadi, gelandang timnas Belanda berdarah Indonesia itu sudah mengoleksi 15 gol (di semua ajang).
Torehan itu sudah cukup untuk mengantarnya sejajar dengan Christian Pulisic (juga mengoleksi 15 gol) selaku pencetak gol terbanyak Milan saat ini.
Dalam daftar gelandang pencetak gol terbanyak di lima liga top Eropa musim (tidak termasuk winger), koleksi 15 gol Reijnders cuma kalah banyak dari gelandang Manchester United, Bruno Fernandes, dan gelandang Athletic Bilbao, Oihan Sancet. Keduanya sudah mengoleksi 17 gol.
View this post on Instagram
===
View this post on Instagram