Real Betis mengukir sejarah mencapai final pertama mereka di Eropa. Dua gol di leg 2 pada Kamis (8/5) mengirim wakil Spanyol itu ke laga puncak Liga Europa Conference pada akhir bulan. Bintang pinjaman kembali menjadi pahlawan kemenangan Betis atas Fiorentina lewat perpanjangan waktu dengan gol dan assist.
Betis datang ke Artemio Franchi dengan modal kemenangan 2-1 di partai pertama di Sevilla. Fiorentina berusaha membalas kekalahan tersebut, tapi kubu tamu yang bisa memimpin lebih dulu.
Pemain pinjaman Betis dari Man. United, Antony, membuat gol tendangan bebas menawan (38′). Gol ke gawang I Viola yang dijaga sesama eks United, David de Gea, itu merupakan gol ketiga beruntun sayap Brasil itu, termasuk di leg 1.
Si Ungu hanya membiarkan Betis unggul empat menit. Robin Gosens menghidupkan atmosfer Franchi dengan gol penyeimbang meneruskan umpan Rolando Mandragora. Gosens mengukir gol kedua saat babak pertama tersisa tiga menit atas umpan Yacine Adli.
Laga mesti melewati perpanjangan waktu setelah tanpa gol tambahan di babak kedua. Antony berandil besar dengan sodoran derasnya yang disikat Abde Ezzalzouli dengan tembakan keras (97′). Betis melangkah ke final pertama antarklub Eropa dalam 118 tahun keberadaan mereka.
“Kepuasan saya logis. Saya jauh lebih senang melihat kegembiraan fan Betis. Kami merasa agak berutang kepada mereka,” ucap arsitek Betis, Manuel Pellegrini, dikutip Reuters.
Ladeni Biru dan Murid.
Di final yang akan dihelat pada 28 Mei di Wroclaw Stadium, Polandia, Betis menantang Chelsea. Klub London Barat itu menang tipis atas klub Swedia, Djurgardens, berkat gol tunggal Kiernan Dewsbury-Hall (38′). Pada pertemuan pertama di Stockholm, The Blues menang 4-1.

Di Stamford Bridge, Enzo Maresca menurunkan skuad pelapis. Meski demikian, Si Biru masih terlalu kuat buat Djurgardens. Chelsea pun mengincar torehan sebagai klub pertama yang memenangi semua kompetisi setelah merasakan Liga Champion dan Liga Europa.
“Liga Conference itu merupakan titik awal untuk membangun mentalitas pemenang guna mencoba meraih lebih banyak hal dan gelar,” ujar Maresca.
Maresca mengaku tak sabar berjumpa dengan “ayah profesional”, Pellegrini, di partai puncak. Maresca pernah bermain di Malaga di bawah arahan pelatih asal Cile itu, juga pernah menjadi asistennya di West Ham.
Pellegrini senada. “Kami sangat senang mencapai final, terlebih bersama Chelsea. Beberapa waktu lalu saya mengirim pesan untuk Maresca bahwa saya sangat senang melihat pencapaiannya,” ucap Pellegrini.
View this post on Instagram