Premier League 2024/2025 resmi berakhir, Minggu (25/5). Dilansir dari berbagai sumbe, berikut merupakn 10 fakta menarik yang lahir di pekan penutup.
- Newcastle terbantu tradisi bagus United
Menjamu Aston Villa yang sangat bernafsu mencuri poin dari Old Trafford demi tiket ke Liga Champions musim depan, Manchester United – yang sebenarnya tak lagi memiliki target khusus – justru menang 2-0 berkat gol Amad Diallo (76’) dan Christian Eriksen (87’-pen).
United memang punya tradisi bagus melawan Villa. Kemenangan 2-0 ini menjadi kemenangan ke-41 Setan Merah atas The Villans. Catatan itu menjadikan Villa sebagai tim kedua sepanjang sejarah yang paling sering dikalahkan United setelah Everton (42 kali).
2. Gara-gara kartu merah Emi
Masih dari laga United versus Villa. Kemenangan Setan Merah tak lepas dari kartu merah yang diterima kiper Villa, Emilliano Martinez di pengujung babak pertama.
Terbukti, dua gol kemenangan United baru lahir di babak kedua. Lalu, sebelum Martinez diusir wasit, ia sanggup melakukan lima penyelamatan krusial.
3. Liverpool setengah botol United
Bicara rivalitas, gelar juara yang diraih Liverpool musim ini tak hanya menjadikan mereka sejajar dengan Manchester United (20 gelar juara), tapi juga sebuah rekor baru yang mengerdilkan sang rival.
Pasalnya, Liverpool (84 poin) sukses mengakhiri musim dengan selisih 42 poin akhir dengan United (42 poin). Benar-benar setengahnya alias setengah botol. Menurut Opta, selisih 42 poin itu sekaligus menjadi selisih poin akhir terjauh Liverpool atas United dalam satu musimnnya.
4. Arsenal tanpa top skor 10 gol
Musim ini, pencetak gol terbanyak Arsenal khusus di ajang Premier League adalah Kai Havertz. Striker asal Jerman itu menorehkan sembilan gol.
Dilansir Opta, ini merupakan kali pertama (semenjak musim 1923/24), Arsenal tak memiliki pemain yang mampu mencetak 10 gol atau lebih dalam satu musimnya.
5. Skuat Chelsea termuda
Meski awalnya sempat disepelekan banyak pihak, Chelsea akhirnya mampu finis di 4 besar. Pencapaian itu layak diapresiasi, terutama jika berkaca pada keberanian pelatih Enzo Maresca dalam memainkan banyak pemain muda.
Jika dikalkulasi, Chelsea menurunkan starting eleven dengan usia rata-rata 24 tahun dan 36 hari. Angka rata-rata itu menjadi yang termuda di sepanjang sejarah Premier League.
6. Caicedo kedua setelah Lampard
Masih berkaitan dengan poin di atas, Moses Caicedo (berusia 23 tahun) merupakan salah satu pemain muda yang mengemban kepercayaan penuh.
Buktinya, ia selalu menjadi starter Chelsea di sepanjang musim ini. Menurut Squawka, Caicedo bahkan menjadi gelandang pertama yang selalu masuk starting-eleven dalam satu musimnya, setelah catatan istimewa serupa yang pernah dibuat Frank Lampard (2004/05).
7. Laga tanpa pemain Inggris
Namanya juga Liga Inggris, ya harusnya ada pemain asal Inggrisnya dong? Nyatanya tidak 100% demikian. Buktinya, di laga Fulham versus Manchester City, tak satupun dari starting-eleven kedua klub yang menyempilkan pemain asli Inggris.
Ini bahkan baru kali ketiga di sepanjang sejarah Premier Legue, di mana kedua tim yang bertanding, sama-sama tak menyempilkan pemain berdarah Inggris di starter mereka.
8. Spurs harusnya terdegradasi
Tengah pekan lalu, Tottenham Hotspur sukses menjadikan Manchester United sebagai tim olok-olokan berkat kemenangan 1-0 mereka atas Setan Merah di final Liga Europa.
Hanya saja, keberhasilan itu sebenarnya sangat jomplang dengan performa skuat The Lilywhites di kancah liga. Kekalahan telak 1-4 kala menjamu Brighton di laga penutup, menjadi kekalahan ke-22 yang diderita Spurs di Premier League musim ini.
Spurs beruntung karena menurut Opta, jumlah 22 kekalahan tersebut merupakan jumlah kekalahan terbanyak yang menimpa sebuah tim tanpa harus turun kasta alias terdegradasi.
9. Forest catat kemenangan terbanyak di luar 6 besar
Meski akhirnya gagal tembus ke Liga Champions musim depan, penampilan Nottingham Forest di musim ini sebenarnya sudah cukup baik.
Pasalnya, Morgan Gibbs-White dkk. mampu mendulang 19 kemenangan. Menurut Opta, catatan 19 kali menang itu menjadi catatan kemenangan terbanyak bagi tim yang finis di luar 6 besar. Mereka menyamai torehan serupa yang pernah dibuat Manchester United di musim 2013/14. Kala itu, United juga finis di peringkat ke-7, sama dengan peringkat akhir Forest musim ini.
10. City terus jadikan Fulham sebagai momok
Manchester City akhirnya finis di tiga besar berkat kemenangan 2-0 atas tuan rumah, Fulham, di pekan penutup.
Selain menggaransi tiket ke Liga Champions musim depan, kemenangan ini juga menjadi kemenangan beruntun City atas Fulham di 18 pertemuan terakhir.
Menurut Squawka, catatan impresif tersebut juga menjadi kemenangan beruntun terpanjang yang pernah ditorehkan salah satu tim kontestan Premier League dengan tim kontestan lainnya.
===
View this post on Instagram