Salah satu pemain muda Indonesia, Pratama Arhan secara resmi telah diperkenalkan ke publik sebagai pemain anyarnya oleh Tokyo Verdy. Tokyo Verdy sendiri merupakan klub Liga Jepang yang berkompetisi di JLeague2.
Pada periode tahun 80 dan 90-an, Tokyo Verdy merupakan salah satu tim kuat Jepang. Tercatat mereka pernah menjadi juara sebanyak tujuh kali tepatnya pada tahun 1983, 1984, 1986, 1990, 1991, 1992, 1993 dan 1994.
Maka tak salah jika Tokyo Verdy disebut sebagai tim legendaris dan salah satu tim sukses di JLeague. Bahkan mereka juga pernah menjuarai Liga Champions Asia pada tahun 1987.
Tidak hanya itu, mereka juga berhasil meraih gelar Piala Liga Jepang sebanyak enam kali. Dengan bergabungnya Pratama Arhan ke Tokyo Verdy tentunya diharapkan dapat mengangkat performa tim seperti dahulu lagi.
Apalagi Pratama Arhan sendiri dikontrak secara permanen selama dua tahun atau sampai tahun 2024 oleh Tokyo Verdy. Tentu menjadi suatu hal yang membanggakan bahwa ada talenta muda Indonesia di Liga Jepang.
Namun nyatanya Pratama Arhan bukan orang Indonesia pertama yang bermain di JLeague.
Sebelumnya ada Ricky Yacobi, Irfan Bachdim dan Stefano Lilipaly. Mereka sempat mencicipi Liga Jepang meski tak begitu mentereng.
Ricky Yacobi sendiri ternyata hanya bermain sebanyak enam kali bersama Matsushita Electric FC atau klub cikal bakal Gamba Osaka pada tahun 1988. Gagal berkembang, akhirnya Ricky Yacobi kembali ke Indonesia dan bergabung dengan Arseto Solo di musim berikutnya.
Untuk Irfan Bachdim, dirinya sebetulnya terlebih dulu direkrut oleh kontestan tim dari JLeague1, yaitu Ventforet Kofu di tahun 2014. Hanya dinilai gagal berkembang, dirinya sama sekali tidak pernah diturunkan oleh tim.
Merasa butuh berkembang, akhirnya ia pindah ke Consadole Sapporo di tahun 2015 yang saat itu bermain di JLeague2. Di sana dirinya sedikit lebih baik dengan memainkan enam laga.
Meski tak mencetak gol, tetapi Irfan Bachdim turut membawa timnya menjuarai JLeague2 dan sukses promosi ke JLeague1. Namun selepas bermain di JLeague1, Irfan Bachdim tak kunjung dimainkan.
Dirinya hanya dimainkan di laga JLeague 1 Cup, itu pun hanya bermain selama dua menit usai menggantikan Kazuki Kushibiki.
Terakhir ada Stefano Lilipaly yang bergabung bersama Consadole Sapporo pada tahun 2014. Pemain keturunan Belanda itu sebetulnya lebih dahulu bergabung ke Sapporo satu tahun sebelum Irfan Bachdim.
Namun nyatanya Stefano Lilipaly gagal memperlihatkan tajinya di Liga Jepang dan hanya memainkan dua laga saja. Alhasil di musim selanjutnya ia kembali ke Liga Belanda dan bergabung bersama Telstar.
Melihat catatan yang dibukukan tiga pemain Indonesia terdahulunya, bisakah Pratama Arhan mengungguli catatan mereka? Jika melihat ketertarikan tim dari Tokyo Verdy sepertinya mereka sangat membuka pintu untuk pemain muda terbaik Piala AFF 2020 itu.
Bahkan bukan tak mungkin nantinya Pratama Arhan menjadi pemain inti dari Tokyo Verdy dan mengalahkan catatan Ricky Yacobi dan Irfan Bachdim sebagai pemain Indonesia dengan laga terbanyak di Liga Jepang dengan enam laga.
Kita tunggu torehan dari pemain berusia 20 tahun ini. Semangat, Pratama Arhan!