Fiorentina memastikan langkah ke final Coppa Italia dengan mempertahankan agregat 2-0. La Viola cukup bermain dengan hasil 0-0 di leg kedua di kandang menghadapi Cremonese.
Meski tertinggal dua gol dari laga pertama, Cremonese memaksa Fiorentina mengikuti tempo cepat sejak peluit sepak mula berbunyi. Meski demikian, tidak banyak peluang tercipta dalam 70 menit pertama di Stadio Artemio Franchi.
Pada menit ke-73, Cremonese memiliki peluang. Namun, sundulan jarak dekat Charles Pickel masih dapat ditahan kiper Pietro Terracciano. Fiorentina mendapat peluang lewat Nicolas Gonzalez, tapi tembakan penyerang asal Argentina itu masih melebar.
Tuan rumah tercatat hanya membuat sebuah tembakan ke gawang lawan dari delapan tembakan. I Grigiorossi Cremonese membuat dua tembakan ke gawang.
Di final yang akan dihelat pada 24 Mei di Stadio Olimpico, Roma, ini akan menantang Inter Milan. Internazionale mengempaskan Juventus sehari sebelum La Viola menyingkirkan Cremonese.
Fiorentina saat ini bertengger di peringkat ke-10 Serie A. Iner di peringkat keenam dengan 54 poin, selusin lebih banyak daripada Si Ungu.
La Viola akan berharap bisa kembali ke performa pada rentang 19 Februari hingga 17 April saat tidak terkalahkan di 10 pertandingan. Ke-10 laga itu masing-masing delapan laga di Serie A dan satu di Coppa Italia, dan satu di perempat final Liga Europa Conference. Akan tetapi, tim besutan Vincenzo Italiano tidak bisa mencatat kemenangan di empat pertandingan terakhir
Walau sempat tersendat, grafik performa Inter Milan belakangan membaik. Skuad Simone Inzaghi bisa lolos ke semifinal Liga Champion dan menyingkirkan Juventus di Coppa.
Inter merupakan juara bertahan kompetisi ini. Musim lalu, La Beneamata membekuk Juventus di laga puncak dengan skor 4-2 dengan waktu ekstra. Dua gol Inter di waktu normal dibuat Nicolo Barella pada menit ketujuh dan penalti menit ke-80 Hakan Calhanoglu. Dua gol Juve dihasilkan Alex Sandro (50′) dan pemain yang pindah dari Viola musim itu, Dusan Vlahovic (52′). Ivan Perisic menjadi pahlawan gelar Inter dengan gol dari titik putih pada menit ke-99 dan gol menit ke-102.
Sebelum musim lalu, terakhir kali Internazionale mengangkat trofi ajang ini adalah pada 2010/11. Semusim sebelumnya, Coppa Italia melengkapi treble Inter musim itu di bawah arahan Jose Mourinho. Inter tercatat sebagai satu-satunya klub Italia yang mampu meraih tiga gelar semusim.
Inter Milan sudah delapan kali menjuarai ajang ini. Nerazzurri merupakan pengoleksi Coppa terbanyak ketiga setelah Juventus (14 kali) dan Roma. Bila menjadi kampiun setelah final nanti, Inter akan menyamai catatan Roma.
Fiorentina dan Napoli sama-sama sudah enam kali menjadi juara Coppa. Lazio di atas mereka dengan tujuh kali kampiun.
Terakhir kali La Viola menembus final adalan pada 2013/14. Namun, klub Firenze ini dikalahkan Napoli di final yang digelar di Stadio Olimpico, Roma, itu. Napoli, diracik Rafael Benitez saat itu, menang 3-1 atas Viola yang ditangani Vincenzo Montella.
Fiorentina akan menginginkan trofi pertama mereka dalam 22 tahun. Coppa Italia merupakan gelar terakhir mereka tersebut.
Saat menjadi kampiun Coppa Italia 2000/01, Fiorentina mengalahkan Parma. Dengan puncak kompetisi yang masih memakai format kandang-tandang, Si Ungu menang 1-0 di Ennio Tardini melalui gol Paolo Vanoli (yang semusim sebelumnya masih berseragam Parma) di leg pertama. Di leg 2 di Artemio Franchi, striker Portugal milik Viola, Nuno Gomes, membalas gol Savo Milosevic untuk memastikan agregat akhir 2-1.
Saat itu, Fiorentina diarsiteki Roberto Mancini. Si Ungu merupakan klub pertama Mancio saat memasuki dunia kepelatihan. Mancini mendapatkan dispensasi dari FIGC untuk bisa menangani Fiorentina per 4 Maret 2001, sekitar dua setengah bulan sebelum leg 1 kontra Parma.
Pada musim debut Mancio tersebut, Fiorentina masih diperkuat nama-nama seperti Francesco Toldo, Tomas Repka, Vanoli, Angelo Di Livio, Gomes, Enrico Chiesa, Predrag Mijatovic, dan Rui Costa.
Namun, karena masalah finansial, Viola mesti menjual bintang-bintang seperti Toldo dan Costa setelah menjuarai Coppa. Mancini disebut menerima ancaman pembunuhan karena penjualan tersebut. Mancio akhirnya dipecat Viola pada 11 Januari 2002.
Fiorentina terdegradasi karena masalah keuangan itu di akhir 2001/02 tersebut. Mancini direkrut Lazio pada Mei 2002. Kariernya meningkat sejak saat itu.