Manchester United terpeleset. The Red Devils kembali terkapar, kali ini di rumah West Ham pada Minggu (7/5). David De Gea menjadi sasaran kecaman. Akan tetapi, apakah hanya salah sang kiper?
Pusat perhatian laga ini tak ayal tertuju pada kiper Man. United, De Gea. Kiper asal Spanyol itu dianggap sebagai penyebab terjadinya gol tunggal laga itu.
Tembakan Said Benrahma pada menit ke-27 dari luar kotak penalti tampak spekulatif saja dan tidak terlampau keras. Eks kiper Atletico itu bisa menjangkau bola. Namun, tepisan De Gea tidak sempurna. Bola tetap bergulir masuk dan bersarang di pojok kanan gawangnya.
Para fan West Ham tampak butuh beberapa saat untuk menyadari bahwa tembakan Benrahma masuk. ESPN menyebut bahwa publik London Stadium terlihat yakin De Gea setidaknya akan menepis bola keluar dan mereka bersiap bersorak kecewa.
Sorotan tajam mengarah kepada kiper yang berseragam United sejak 2011 itu. Squawka mencatat bahwa tidak ada pemain yang membuat kesalahan yang secara langsung berakhir dengan gol lawan di semua kompetisi daripada De Gea dengan empat buah blunder.
Kalau direntangkan sampai ke lima musim terakhir khusus di Premier League saja, hanya kiper Everton yang juga kiper timnas Inggris, Jordan Pickford, yang lebih sering membuat kesalahan daripada De Gea menurut ESPN. Pickford telah 13 kali membuat blunder berujung gol lawan, dua buah lebih banyak daripada De Gea.
Meski begitu, Erik ten Hag tidak berniat menuding De Gea sebagai biang kerok kekalahan timnya. Clean sheet di liga yang dihasilkan kiper berusia 32 tahun itu, sebanyak 15 buah–terbanyak musim ini–menjadi patokan sang bos.
“Kami tidak akan berada di posisi sekarang ini tanpa dirinya. Saya tetap percaya kepadanya. Tidak ada keraguan. Kesalahan adalah bagian dari sepak bola. Semua orang mesti mengambil tanggung jawab. Sebagai tim, kami harus bisa melewatinya dan bangkit,” ucap Ten Hag.
Pelatih asal Belanda itu tampak cukup sadar bahwa kelemahan kubunya bukan karena kesalahan satu pemain. De Gea sedang mengalami hari buruk. Pada laga di Brighton, Luke Shaw handball sehingga wasit memberikan penalti.
Absensi dua bek tengah utama, Raphael Varane dan Lisandro Martinez, membuat lini belakang Iblis Merah rawan ditembus lawan. Harry Maguire tidak bisa menjawab beban di pundaknya sehingga disorot juga karena blunder-blundernya. Sang kapten menghangatkan bangku cadangan di London Stadium, tapi kecerobohan beralih ke De Gea yang nota bene sempat cekcok dengan Maguire di Liga Europa.
Kelemahan sektor pertahanan mengawali gol klub London Timur itu. Red Devils kalah duel di lini tengah sebelum bola jatuh ke kaki Benrahma. Gelandang Aljazair berumur 27 tahun itu menggiring bola dan bisa melepaskan tembakan walau dikelilingi tiga bek United.
Seperti sudah diduga, Red Devils menguasai permainan setelah tertinggal. Casemiro dkk. menorehkan 66% penguasaan bola. Meski demikian, West Ham besutan David Moyes tampil tabah dan bahkan tampil efisien. Dengan tembakan ke gawang yang sama banyak, tembakan melenceng United sejumlah 10 buah, tujuh buah lebih banyak daripada tuan rumah.
Marcus Rashford masih merupakan pemain tersubur dengan 16 gol, tapi gagal menunaikan tugas sebagai ujung tombak. Faktanya, dari 10 laga terakhir United, tujuh di antaranya di Prem, Rashford hanya menambah dua gol. Ketergantungan United kepada produktivitas pemain timnas Inggris itu terlihat nyata.
Pada bagian akhir musim ini, United mandek. Kekalahan 0-1 dari The Hammers menjadi yang kedua beruntun setelah skor yang sama pada pengujung laga di kandang Brighton tiga hari sebelumnya. Sebelum dua kekalahan ini, Red Devils mendulang 13 poin dari lima laga.
Saat The Hammers mendapat poin penting demi sintas, Man. United tersendat. Mereka tidak dapat memanfaatkan kondisi buruk pesaing utama di empat besar, Newcastle, yang keok di tangan Arsenal beberapa jam sebelumnya.
Persaingan ke empat besar dengan dua klub lain bakal termasuk Newcastle lebih sengit karenanya. Nirpoin dari London Stadium belum mengubah posisi United. Iblis Merah masih berada di peringkat keempat klasemen, tertinggal dua poin dari The Magpies di posisi ketiga.
Liverpool mengintai dari posisi kelima dengan jarak hanya satu angka, tapi dengan satu pertandingan lebih banyak. Persaingan tiga klub ini masih cukup terbuka untuk dua tempat di Liga Champion musim depan.