Nama Cesare Casadei mencuat usai tampil impresif versus Brasil lewat torehan dua gol. Bakat potensial yang ditunjukkannya tak lepas dari perjalanan kariernya sejauh ini.
Laga fase grup D Piala Dunia U-20 antara Italia versus Brasil, Senin (22/5),berlangsung sengit dan alot. Penampilan Gli Azzurri mengundang decak kagum lantaran sempat unggul tiga gol tanpa balas hanya dalam tempo 45 menit awal.
Di babak kedua, Brasil berupaya bangkit. Hanya saja, upaya mengejar ketertinggalan terasa sia-sia karena mereka hanya bisa mencetak dua gol. Laga berkesudahan dengan skor 3-2 untuk Italia.
Cesare Casadai merupakan sosok yang sangat menyita perhatian di laga tersebut lewat koleksi dua golnya. Selain itu, Casadai juga berperan sebagai gelandang pengatur serangan sekaligus kapten tim.
Dari penelusuran Jebreeetmedia, bakat potensial Casadai ternyata terbentuk lewat perjalanan kariernya sejauh ini. Ia merupakan jebolan akademi Inter yang pada bursa transfer musim panas silam, resmi dibeli Chelsea dengan harga 20 juta Euro. Tak tanggung-tanggung, The Blues bahkan langsung mengikat kontrak enam tahun untuk Casadai.
Jika mengacu pada data di Transfermarkt, harga 20 juta Euro Casadai tersebut sudah setara dengan harga pasaran beberapa pemain tenar semisal Cristiano Ronaldo (Al Nassr), Brahim Dias (AC Milan), N’Golo Kante (Chelsea), Fred (Manchester United), Andre Silva (Leipzig), Paul Pogba (Juventus), Marcel Sabitzer (Manchester United), dan beberapa nama lain.
Anggaplah sebagian nama-nama di atas sudah masuk kategori pemain yang sudah berumur. Maka, jika disandingkan dengan bakat-bakat potensial muda lainnya, harga Casadai sudah sejajar dengan Fabio Carvalho (20 tahun/Liverpool), Nicolo Fagioli (22 tahun/Juventus), atau Rayan Ait-Nouri (21 tahun/Wolverhampton).
Hanya saja, Casadai baru sebatas mencicipi pengalaman di Chelsea U-21. Pada awal tahun ini, ia dipinjamkan ke salah satu klub di Championship Division, Reading. Akan tetapi, di klub itulah Casadai akhirnya melakoni debut profesionalnya di level senior. Ia melahap 15 penampilan dan mengoleksi satu gol.
Topik perjalanan karier Casadai memang menjadi salah satu bahan pertanyaan media, selain tentunya soal keberhasilannya dua kali menjebol gawang Brasil di sela-sela perhelatan Piala Dunia U-20.
“Saya menemukan realita yang sangat berbeda di Championship, apalagi saya berasal dari level yunior dan kini harus tampil bersama skuat utama di Reading. Itu merupakan langkah besar. Tidak mudah memang, tapi hal itu membuat karier saya lebih baik,” ujar Casadai dilansir Football Italia.
“Saya kira ada banyak kemajuan. Kualitas permainan saya bertumbuh di berbagai aspek. Saya memberikan seluruh kemampuan saya di setiap sesi latihan. Tak jarang, saya meminta materi latihan tambahan kepada tim pelatih,” lanjut Casadai.
Terkait harga jualnya di pasaran yang sudah tergolong besar, Casadai mengaku tak terlalu ambil pusing dan tak menjadikannya sebagai beban. Ia lebih berupaya menikmati perjalanan karier yang tengah dirajutnya.
“Saya hanya fokus di lapangan dan tidak begitu memperhatikan bursa transfer. Toh, apa yang dirumorkan soal saya rasanya belum menjadi pemberitaan berarti,” ujar Casadai.
“Saya beruntung bisa menimba ilmu di Inter dan Chelsea karena berbagi ruang ganti dengan banyak pemain juara dan saya bisa belajar dari mereka. Jika harus menyebut satu nama, saya mengidolakan Thiago Silva,” sambung Casadai.
Laga Italia versus Brasil merupakan laga perdana bagi kedua tim di ajang Piala Dunia U-20. Keduanya tergabung di Grup D bersama Nigeria dan Republik Dominika. Grup ini disebut sebagai salah satu grup maut karena Nigeria juga kerap menjadi unggulan di level yunior. Terbukti, skuat Eagles muda juga berhasil meraih poin penuh di laga perdana usai menekuk Republik Dominika 2-1. Padahal di laga tersebut, Nigeria sempat tertinggal 0-1 lebih dulu.