Setelah lebih dari dua bulan mencari pengganti Antonio Conte, Tottenham Hotspur menunjuk Ante Postecoglou sebagai manajer permanen mereka. Kiprah ciamik Postecoglou di Glasgow Celtic tampak meyakinkan Spurs.
Tottenham mengikat Postecoglou selama empat tahun. Pelatih asal Australia itu meninggalkan Celtic setelah mempersembahkan lima gelar domestik Skotlandia dalam dua tahunnya di sana.
Sosok berusia 57 tahun itu menjadi pelatih tetap keempat Spurs sejak Mauricio Pochettino membawa klub London Utara itu ke final Liga Champion 2018/19. Tiga manajer sebelumnya adalah Jose Mourinho, Nuno Espirito Santo, dan Conte. Cristian Stellini dan Ryan Mason bertindak sebagai pelatih sementara sepeninggal Conte pada Maret.
Pencarian Tottenham usai sudah. Dalam 10 pekan, Julian Nagelsmann, Luis Enrique, Arne Slot, Graham Potter, Julen Lopetegui, Brendan Rodgers, dan Pochettino dikaitkan dengan posisi lowong itu.
“Kami gembira Ange bergabung dengan kami. Ange membawa mentalitas positif dan gaya bermain menyerang yang cepat. Ia memiliki rekam jejak kuat dalam mengembangkan pemain dan memahami pentingnya tautan dari akademi, sesuatu yang penting bagi klub kami,” ucap presiden klub, Daniel Levy, seperti dikutip Sky Sports.
Postecoglou menjadi orang Australia pertama yang melatih di Premier League. Ukirannya musim ini adalah menyapu tiga gelar domestik di Skotlandia. Ia pun menjadi salah satu dari lima manajer yang bisa memberikan trigelar lokal buat Glasgow Hijau. Empat lainnya adalah Jock Stein, Martin O’Neill, Brendan Rodgers, dan Neil Lennon.
“Masa yang menyenangkan bekerja sama dengan Ange, seorang pria dan manajer yang hebat. Ia telah mengabdi di klub ini dengan energi dan determinasi besar dan menghadirkan kesuksesan fenomenal. Tentu kami ingin Ange bertahan di Celtic. Sementara ada kekecewaan bahwa kami kehilangan dirinya, ia telah memutuskan mencari tantangan baru, yang kami hargai,” ujar Michael Nicholson, chief eksekutif Celtic.
Karier Postecoglou sebagai pemain dilewatkan di Australia. Sebagian besar kiprahnya adalah di South Melbourne di bawah arahan Ferenc Puskas. Postecoglou meresapi filosofi sepak bola dari legenda Hongaria itu.
Postecoglou memasuki manajemen klub pada 1996 di South Melbourne. Ia mearasakan dua gelar A-League bersama Brisbane Roar pada rentang 2009-2012.
Setelah semusim di Melbourne Victory, namanya mulai dikenal luas saat dipilih menjadi pelatih Australia pada 2013. Ia menangani Socceroos di Piala Dunia 2014 dan Piala Asia 2015 yang mereka juarai.
Trofi kembali ia dapatkan di J-League. Pada 2019, Postecoglou membawa Yokohama F-Marinos mengakhiri puasa gelar mereka selama 15 tahun. Walau begitu, muncul banyak keheranan ketika Celtic merekrutnya untuk menjadi manajer dua tahun lalu.
Sisa kisahnya adalah kegembiraan The Bhoys meraih lima trofi domestik dalam dua tahun. Namun, Postecoglou memulai masanya di Celtic dengan beberapa rintangan. Yang pertama adalah ketertinggalan 25 poin musim sebelumnya dari juara sekaligus rival berat, Glasgow Rangers.
Saat ia tiba di Parkhead, chief executive Peter Lawwell digantikan Dominic McKay. Nick Hammond mundur sebagai kepala operasional sepak bola. Kapten yang lama berada di The Hoops, Scott Brown, pindah ke Aberdeen.
Kondisi serupa kini dihadapi Postecoglou di White Hart Lane. Spurs hanya bisa sekali finis di empat besar dalam empat musim setelah kekalahan di final Liga Champion 2019.
Di internal dewan klub, Tottenham tengah mencari direktur olahraga baru menggantikan Fabio Paratici. Nama yang disebutkan terakhir mundur setelah bandingnya atas hukuman absen selama 30 bulan dari sepak bola ditolak.
Masalah yang perkembangannya boleh jadi paling dinanti di depan Postecoglou adalah potensi hengkangnya kapten Harry Kane. Real Madrid bersaing dengan Man. United untuk mendapatkan striker tajam itu.
View this post on Instagram
Di atas semuanya, Postecoglou akan diharapkan menaikkan kemampuan skuad Spurs. Dari rekam jejaknya, sosok yang saat berusia 5 tahun bersama keluarganya menghindari rezim junta militer di Yunani dengan pindah ke Melbourne bisa menggali potensi terbaik dari hampir semua tim yang ia tangani.
Postecoglou disebut menginginkan timnya dominan dalam penguasaan bola dan segera menekan begitu kehilangan bola. Sang pelatih meminta bangunan serangan dari lini belakang dan lebih banyak permainan operan pendek. Rencana permainan Postecoglou disebut sampai tiga atau empat alternatif yang digodok saat latihan.
Dari segi nonteknis, Postecoglou digambarkan sebagai motivator ulung yang bisa membuat para pemainnya berpikir tidak terkalahkan. Ia menuntut kedisiplinan dari setiap pemainnya, tanpa pandang bulu.
Masih harus dinanti apakah Postecoglou mampu meneruskan karier apiknya di Inggris. Premier League kerap memberikan beban terlalu besar bagi banyak pelatih berpotensi besar. Steven Gerrard, dengan segudang pengalaman sebagai pemain bintang di EPL, melempem sebagai manajer setelah membawa Rangers juara Premier League Skotlandia.
Mentalitas Tottenham, seperti yang dikeluhkan Conte atau Mourinho, juga merupakan hal yang akan menjadi tantangan besar bagi bos baru.