AC Milan memberi penghormatan kepada mantan pemilik yang tak terlupakan. Dunia juga mengenang buat Silvio Berlusconi yang mangkat pada Senin (12/6) di usia 86 tahun.
Berlusconi dikenal sebagai salah satu sosok yang mengubah jagat sepak bola dunia saat memimpin AC Milan selama beberapa dekade. Kiprahnya dimulai saat membeli klub kota kelahirannya itu pada 1986.
Pria yang juga politikus lihai itu mengubah Milan dari klub yang megap-megap menjadi salah satu klub tersukses di dunia. Di bawah kepemilikannya, I Rossoneri meraih delapan scudetto dan lima Liga Champion.
Milan menjadi nama mendunia dengan banyak bintang. Trio Belanda–Marco van Basten, Ruud Gullit, dan Frank Rijkaard–merupakan legiun asing andalan awal yang didatangkan Berlusconi untuk mengangkat performa tim bersama bintang lokal seperti Paolo Maldini, Franco Baresi, Alessandro Costacurta, Alessandro Nesta dan lainnya. George Weah, Zvonimir Boban, Kaka, Thiago Silva sampai Zlatan Ibrahimovic merupakan nama-nama yang lekat dengan I Diavolo Rosso era Berlusconi.
Berlusconi kemudian menjual Milan pada 2017 silam kepada investor dari China. Harga jual Milan saat itu 740 juta euro.
“Dengan kesedihan mendalam, AC Milan meratapi kepergian Silvio Berlusconi yang tak terlupakan dan menyampaikan simpati kami kepada keluarga, kerabat, dan sahabat-sahabat terkasih,” demikian pernyataan duka cita Rossoneri seperti dikutip BBC.
Eks Perdana Menteri Italia itu kembali ke dunia sepak bola kurang dari 18 bulan setelah melepas Milan. Melalui perusahaan induknya, Fininvest, Berlusconi mengambil alih kepemilihan Monza yang saat itu berada di Serie C. Bersama tangan kanannya dan eks chief executive Milan, Adriano Galliani, Berlusconi membawa Monza ke Serie A untuk pertama kali dalam 110 tahun sejarah klub itu.
“Senantiasa bersama kami. Adriano Galliani dan seluruh AC Monza berduka atas kepergian Silvio Berlusconi. Kehilangan ini tidak pernah dapat diatasi. Ia selalu bersama kami. Terima kasih untuk segalanya, Presiden,” demikian pernyataan Monza.
Saat masih bermain, Carlo Ancelotti menjadi andalan Milan yang membantu meraih scudetto pertama era Berlusconi pada 1988. Eks gelandang itu kembali ke San Siro untuk melatih Rossoneri pada 2001 hingga 2009.
Berlusconi mengkritik taktik Ancelotti terlalu defensif pada masa awalnya menangani Milan. Ancelotti lalu membawa Si Merah-Hitam merengkuh dua Liga Champion, Coppa Italia, dan scudetto dengan rekor 82 poin saat Serie A masih menggelar 34 pekan pertandingan semusim.
“Kesedihan hari ini tidak menghapus momen-momen menyenangkan yang kami lalui bersama. Selalu ada rasa terima kasih kepada sang presiden, terlebih untuk sosok yang ikonik, setia, cerdas, dan tulus yang fundamental bagi saya sebagai pemain dan kemudian sebagai pelatih. Terima kasih, Presiden,” tulis Ancelotti, manajer Real Madrid saat ini, di akun Twitter miliknya.
Penghormatan juga datang dari rival sekota, Internaziionale. “Ia telah meninggalkan markah tak terhapuskan pada sejarah negeri ini. Tantangan antara Inter dan Milan-nya telah menjadikan kota Milano pusat sepak bola dunia,” begitu pernyataan Inter.
View this post on Instagram
Berlusconi merupakan sosok kontroversial terutama di dunia politik. Pria kelahiran 29 September 1936 itu mendapat banyak dakwaan penggelapan, penipuan pajak, dan kecurangan pembukuan. Namun, ia kerap bisa bebas dari tuduhan atau membalikkan keputusan pengadilan.
Presiden FIFA, Gianni Infantino, menyebut Berlusconi sebagai figur visioner menyangkut sepak bola.
“Perihal sepak bola, ia telah meramal segalanya sebelum orang lain, dan faktanya menjad presiden tersukses dalam sejarah Milan. Baru-baru ini, sebagai pemilik Monza, ia telah memenuhi impian lainnya. Dalam impian, ukuran bukanlah masalah. Impian bahkan bisa diwujudkan di kota kecil. Saya ingin mengenangnya seperti itu, yakni sebagai persona yang, dalam olah raga kecintaan kita, bermimpi kemudian mengubah pikiran-pikirannya menjadi nyata,” tulis Infantino di Instagram.
Ciao, Silvio!