Striker andalan Juventus, Federico Chiesa, disebut-sebut sebagai salah satu pemain incaran Liverpool. Ada beragam alasan yang membuat The Reds terus menunggu momen tepat untuk melepaskan penawaran.
Liverpool merupakan pengidam lama Chiesa. Dua musim lalu, skuat Merseyside Merah sudah sempat ancang-ancang untuk merekrut striker Italia tersebut dengan harga 86 juta poundsterling.
The Reds disebut-sebut kepincut dengan performa impresif Chiesa bersama Italia di Euro 2020. Gli Azzurri memang pada akhirnya sukses menjuarai ajang tersebut dan Chiesa menjadi salah satu bintangnya.
Media-media Inggris menuliskan bahwa hasrat pelatih Juergen Klopp untuk bisa mendapatkan Chiesa kembali mencuat. Apalagi, pelatih asal Jerman itu ingin menata ulang kekuatan timnya setelah tampil kurang bagus musim lalu.
Situs Calciomercato mengulas beberapa faktor yang bisa dikedepankan terkait peluang hengkangnya Chiesa dari Turin dan mengapa Liverpool layak menantinya. Selain Liverpool, beberapa tim lain juga disebut-sebut tertarik merekrut Chiesa semisal Newcastle dan Aston Villa.
- Taktik dan posisi wing-back
Yang pertama adalah terkait hubungannya yang dinilai kurang harmonis dengan sang pelatih, Max Allegri. Hal itu tak lepas dari strategi 3-5-2 yang kerap diterapkan Allegri. Kebetulan, formasi 3-5-2 ala Allegri dinilai tak terlalu ofensif. Gaya permainan agresif Chisea tereduksi lantaran ia juga dituntut membantu pertahanan.
Dalam kondisi tersebut, Chiesa mau tidak mau harus berperan sebagai wing-back, posisi yang sebenarnya kurang diinginkannya.
Situs Daily Mail bahkan mengupas betapa Chiesa begitu kerepotan bermain di posisi tersebut kala menghadapi Napoli di paruh pertama musim lalu.
Ditempatkan sebagai wing-back kanan, ia kelimpungan saat harus berduel dengan winger kiri Napoli yang sedang on-fire, Khvicha Kvaratskhelia. Juventus dibantai 1-5 oleh Napoli dan Kvaratskhelia sukses mengemas satu gol dan dua assist.
Intinya, Chiesa merupakan tipikal pemain yang ingin menembak sebebas-bebasnya, berlari, dan menggiring bola tanpa harus dituntut ikut bertahan.
2. Cedera berkelanjutan
Selain masalah teknis dan formasi, Chiesa juga kerap absen lantaran faktor cedera parah di bagian lututnya (ACL) pada awal tahun 2022.
Kala itu, proses pemulihan cedera Chiesa sebenarnya bisa hanya memakan waktu enam bulan. Akan tetapi, ada beberapa masalah cedera minor lanjutan yang merupakan efek dari operasi lutut tersebut dan memaksanya harus menepi sampai sekitar 10 bulan. (dari 10 Januari 2022 hingga 6 Oktober 2022).
Pasca pemulihan cedera tersebut, Chiesa dinilai tak selincah dan segarang seperti dua tahun silam di Euro 2022. Kondisi fisiknya juga menurun dan itu pula yang disebut-sebut sebagai pertimbangan Allegri jarang memainkan Chiesa secara penuh.
3. Bahasa Inggris bagus
Tidak seperti kebanyakan pemain Italia pada umumnya, Chiesa lancar berbicara Inggris. Ia bahkan disebut-sebut sebagai satu-satunya personil Gli Azzurri yang bahasa Inggris-nya selancar dengan bahasa Italia-nya.
Hal itu tak lepas dari pengalamannya mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah internasional sejak usia dini. Apalagi, bisa berkarier di Premier League juga menjadi salah satu mimpi Chiesa.