Novak Djokovic tampil gagah untuk mengoleksi gelar grand slam ke-24. Di final AS Terbuka, petenis asal Serbia ini mengandaskan perlawanan petenis Rusia, Daniil Medvedev secara meyakinkan. Ada Mamba Mentality dalam kenangan sang kampiun.
Djokovic tampil di final pada Minggu (10/9) usai menyingkirkan petenis tuan rumah, Ben Shelton, di empat besar. Medvedev tampil di partai puncak US Open ketiganya dalam lima tahun terakhir usai menundukkan juara bertahan, Carlos Alcaraz, di semifinal.
Petenis Serbia ini tampil tenang sejak awal duel di Arthur Ashe Stadium, New York, ini. Djokovic segera mengendalikan permainan hingga unggul 3-0 di set pembuka ini. Ayah tiga anak ini juga sesekali menampilkan servis-voli untuk menunjukkan dominasinya. Set pertama berakhir 6-3 untuk Djokovic.
Pertarungan terketat terhampar di set kedua yang mesti melewati tie break. Poin krusial bagi Djokovic adalah saat Medvedev gagal meneruskan keuntungan (advantage) sekaligus break point saat Djokovic memegang servis di kedudukan 5-6. Di depan net, Djokovic mampu mencegat backhand deras Medvedev. Djoker akhirnya memaksa tie break.
Saat tie break, Medvedev sempat unggul 5-4 lebih dulu saat memegang servis. Keunggulan itu datang usai melalui reli panjang yang sengit. Namun, Djokovic, walau tampak lelah di set kedua ini, akhirnya bisa menutupnya dengan 7-6 lewat keunggulan 7-5 dalam tie break setelah pengembalian lawan tersangkut di net.
Djokovic mampu menegaskan dominasinya di set ketiga. Medvedev, menjalani perawatan di awal set karena cedera bahu, masih bisa melawan dengan menyamakan skor menjadi 3-3. Akan tetapi, Djoker dapat kembali mengendalikan permainan.
Usai forehand Medvedev gagal menyeberangi net, set terakhir ini dimenangi atlet berusia 36 tahun itu dengan skor 6-3 yang berarti grand slam ke-24 petenis yang kembali memuncaki daftar peringkat dunia dari ATP ini.
Hasil ini juga merupakan pembalasan Djokovic untuk kekalahannya di final dua tahun silam. Di duel puncak 2021 itu, Medvedev merebut grand slam pertama, dan satu-satunya hingga saat ini, dengan mengalahkan Djokovic juga melalui straight set.
Koleksi 24 grand slam tersebut semakin mapan sebagai yang terbanyak di kategori tunggal pria. Djokovic sudah melewati pencapaian 22 grand slam Rafael Nadal usai kampiun di Roland Garros.
Secara keseluruhan, petenis kelahiran Beograd ini menyamai rekor Margaret Court yang telah bertahan selama 50 tahun.
Usai bersalaman dengan Medvedev, Djokovic sempat berlutut dan terisak di lapangan sebelum menggendong putrinya, Tara, dari tribun. Petenis yang ditangani Goran Ivanisevic ini mengangkat pengorbanan keluarganya dalam perjalanan kariernya.
“Gelar ini jelas bermakna besar bagi saya. Saya sungguh menjalani impian masa kecil untuk berkompetisi di level tertinggi olahraga ini yang telah memberikan banyak hal untuk saya dan keluarga dari keadaan yang berat.
Saya tak pernah berpikir akan berada di sini, tapi beberapa tahun terakhir saya merasa memiliki kesempatan mencatat sejarah. Mengapa tidak saya mengambilnya saat bisa?” tutur Djokovic dalam wawancara usai laga seperti dikutip BBC.
Memulai karier profesionalnya sejak 2003, Djokovic telah mengumpulkan 96 gelar tunggal putra, di antaranya 69 gelar mayor (termasuk 24 grand slam dan 39 Masters). Gelar kali ini merupakan yang keempat dirinya di US Open.
Djokovic juga memakai kesempatan merayakan kemenangannya dengan mengenang Kobe Bryant. Pebasket AS itu melegenda dengan kostum 24 yang ia kenakan di klub tunggalnya, L.A. Lakers. Djokovic memperlihatkan kaus di balik jaket putihnya yang menampilkan angka 24 di dada kanan. Kaus bergambar dirinya bersama Kobe yang mangkat pada 2020 lalu. Tak ayal, determinasi tinggi Djokovic disandingkan dengan mentalitas pemenang Kobe yang terkenal dengan Mamba Mentality.
“Kobe adalah seorang teman dekat. Kami kerap berbincang mengenai mentalitas pemenang ketika saya berjuang mengatasi cedera dan mencoba berlatih lagi untuk bisa kembali ke puncak. Ia merupakan salah satu orang yang saya andalkan. Ia selalu ada untuk mendukung dengan cara yang paling bersahabat. Kepergiannya menimbulkan kesedihan mendalam. Jersey 24 ia kenakan di Lakers, jadi saya pikir akan tepat untuk mengenangnya,” ucap Djokovic.

Di bagian tunggal putri, petenis tuan rumah, Coco Gauff, meraih gelar grand slam pertamanya melalui pertarungan ketat di final pada Sabtu (9/9). Atlet berusia 19 tahun itu mengalahkan petenis Belarusia, Aryna Sabalenka, dengan rubber set.
Sabalenka, atlet berusia 25 tahun yang merupakan juara Australia Open tahun ini, mengambil set pertama dengan keunggulan 6-2. Namun, Gauff, dengan dukungan publik New York, bisa bangkit dan memenangi dua set berikutnya, 6-3 dan 6-2. Petenis AS sebelumnya yang menjuarai turnamen ini adalah Sloane Stephens pada 2017.
“Gelar ini jelas berarti besar buat saya. Saya merasa agak terguncang saat ini. Kekalahan di Prancis Terbuka mematahkan hati saya, tapi saya sadar Tuhan menguji saya melalui kesulitan dan membuat momen ini bahkan lebih manis daripada yang dapat saya bayangkan,” ucap Gauff seperti dilansir WTA.
Gauff kini berada di peringkat ketiga WTA. Kendati kalah di final, Sabalenka bisa memuncaki daftar melewati Iga Swiatek yang kandas di ronde keempat di tangan Jelena Ostapenko.
View this post on Instagram