Jangan heran jika Manchester United kerap dicibir banyak orang. Dua hasil kontradiktif mereka raih hanya dalam hitungan hari.
Manchester United secara mengejutkan takluk 0-1 dari tamunya, Crystal Palace, Sabtu (30/9). Dibilang mengejutkan karena beberapa hari sebelumnya, Setan Merah merah justru menang telak 3-0 atas lawan yang sama dan di tempat yang sama pula.
Adalah bek Palace, oachim Andersen, yang sukses mencuri perhatian. Palang pintu asal Denmark itu sukses mencetak gol tunggal kemenangan timnya di Old Trafford. Ia berhasil menyambar bola liar di kotak penalti United lewat sebuah tembakan geledek. Saking kerasnya, sepakan Andersen memperdaya kiper United, Andre Onana.
Mengacu dari beragam data statistik, Jebreeetmedia coba menyusun apa yang menjadi perbedaan hingga dua hasil kontradiktif itu bisa lahir.
- Ten Hag Rubah Komposisi Starting Eleven
Ada sebuah ujar-ujar yang kondang di dunia olah raga: Don’t change the winning team. Kalau pun diterapkan, tak selamanya memang pepatah itu manjur. Akan tetapi, di kasus kekalahan United, hal itu seakan benar adanya.
Dengan formasi sama namun komposisi pemain yang berbeda, United justru kena batunya. Empat pemain yang tampil sebagai starter di laga tengah pekan, justru diparkir ten Hag. Mereka adalah Harry Maguire, Hannibal Mejbri, Anthony Martial, dan Alejandro Garnacho.
Sebagai penggantinya, ten Hag lebih dulu menurunkan Victor Lindelof, Bruno Fernandes, Marcus Rashford, dan Rasmus Hojlund.
Benar bahwa Fernandes, Rashford, dan Hojlund merupakan pilihan utama dan mereka sengaja diistirahatkan di laga tengah pekan lantaran sudah menjadi kebiasaan tim-tim Inggris untuk menurunkan pelapis kedua di ajang Piala Liga.
Akan tetapi, justru kreativitas serangan dari kombinasi Fernandes-Rashford-Hojlund yang lebih mandek dibanding trio Mejbri-Garnacho-Martial.
2. Beda Keunggulan di Babak Pertama
Dampak dari perubahan komposisi starting eleven yang dilakukan ten Hag juga tergambar dari data statistik.
Kalau di laga tengah pekan, Setan Merah berhasil unggul 2-0 atas Palace hingga saat turun minum, maka yang terjadi justru kebalikannya di laga teranyar. Pasanya, justru Palace yang berhasil lebih dulu menjebol gawang United lewat sepakan keras Andersen.
Gol indah Andersen itu juga membuat Fernandes dkk. tampil lebih tertekan dalam upaya mengejar ketertinggalan dan membalikkan keadaan. Hasilnya, upaya tersebut menemui jalan buntu.
3. Akurasi Buruk
Di laga ini, United melepaskan lebih banyak tembakan dibanding tengah pekan, yakni 19 berbanding 13. Hanya saja, perbandingan itu menjadi sia-sia karena akurasi para pemain United sedang buruk. Bayangkan, dari 19 tembakan tersebut, hanya empat yang on target. Sisa 15 lainnya off-target.
Bandingkan dengan di tengah pekan di mana mereka berhasil melepas tujuh tembakan on-target dari 13 percobaan alias hanya enam tembakan yang melenceng. Akurasi bagus itu berujung dengan lahirnya tiga gol United di tengah pekan.
Sebaliknya, banyaknya tembakan United yang melenceng di laga semalam, tampak berpengaruh pada psikis Fernandes cs. Langkah mereka tampak berat dalam mengkreasi peluang.
4. Tangan Dingin Roy Hudgson di Old Trafford
Nama lain yang mencuat adalah Roy Hudgson selaku pelatih Palace. Berbekal segudang pengalaman, pelatih uzur berusia 76 tahun itu tak ciut meladeni United meski beberapa hari sebelumnya baru dibantai 0-3. Nalurinya seakan berbicara.
Tiga bek yang menjadi bulan-bulan United di tengah pekan ia ganti. Andersen, salah satu yang absen di tengah pekan, dipasangnya dan bahkan sukses mencetak gol kemenangan.
Yang lebih spesialnya lagi, Hudgson seakan punya daya magis tersendiri setiap kali melawat ke Old Trafford di kancah Premier League.
Pasalnya, berkat kemenangan ini, Hudgson sudah melalui lima lawatan terakhir secara beruntun tanpa pernah sekali pun kalah dari Setan Merah!