Kala didatangkan Liverpool dari Benfica jelang bergulirnya musim 2022/23, pembelian Darwin Nunez digadang-gadang untuk menyaingi kehadiran Erling Haaland di Manchester City. Apalagi, proses transfer keduanya berlangsung di hari yang sama.
Publik menyadari bahwa hal itu tak pernah terjadi. Jangankan untuk bersaing, koleksi gol Nunez bersama The Reds (22 gol) masih kalah mentereng dibanding koleksi Haaland bersama The Citizens (71). Khusus di musim ini, koleksi tujuh gol Nunez juga terpaut jauh dari torehan 19 gol Haaland.
Terakhir kali Nunez menyumbang gol untuk skuat Merseyside Merah adalah saat Liverpool menang tipis 1-2 atas tuan rumah, Bournemouth (1 November). Kala itu, ia menyumbang satu gol.
Di laga teranyar, Nunez juga tak menyumbang gol meski Liverpool menang 2-0 atas tuan rumah Sheffield United, Kamis (7/12). Itu artinya, ia sudah puasa gol di tujuh penampilan terakhirnya.
Kalaupun ada sedikit obat pelipur lara, nama striker berusia 24 tahun itu masih sempat masuk scoresheets kala dua kali tampil bersama tim nasional Uruguay di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada pertengahan November silam.
Kala itu, ia menyumbang dua gol ke gawang Bolivia (Uruguay menang 3-0) dan satu gol ke gawang Argentina (menang 2-0).
Salah satu faktor dari tumpulnya ketajaman Nunez adalah soal luck. Ia kerap dijauhi Dewi Fortuna kala mendapat peluang lantaran tembakan atau sundulannya hanya membentur tiang gawang.
Hal itu terjadi di laga kontra Fulham akhir pekan silam. Saat laga memasuki menit ke-53, tembakannya dari dalam kotak penalti hanya menerpa mistar. Menurut Opta, itu merupakan yang ke-10 kalinya peluang Nunez digagalkan tiang gawang.
Semenjak Opta mengumpulkan data peluang yang menerpa tiang gawang pada musim 2006/07, Nunez bahkan tercatat sebagai pemain dengan tingkat rata-rata jumlah peluang menerpa mistar paling tinggi, yakni 0,36 per laga.
Menyusul kemudian setelah Nunez adalah mantan striker West Ham, Mladen Petric, dan mantan striker Fulham, Deniz Undav (keduanya 0,29 per laga). Undav yang kini tercatat sebagai pemain Brighton dan tengah dipinjamkan ke Stuttgart, bahkan sudah mengoleksi lima gol dari delapan penampilannya di Bundesliga.
*Wajib mencontoh Suarez
Kala masih membela Benfica, Nunez menorehkan 32 gol dari total 57 penampilannya di kasta tertinggi Portugal. Namun, ketajamannya itu memudar di musim perdananya membela Liverpool. Ia cuma sanggup mencetak sembilan gol di 29 laga.
Nunez wajib mencontoh kiprah pendahulunya di Liverpool yang juga berasal dari Uruguay, Luis Suarez. Start gol lambat Suarez di Anfield juga banyak dipengaruhi faktor kena tiang.
Menurut Squawka, Suarez bahkan memuncaki daftar pemain tercepat di Premier League dalam menyia-nyiakan 10 peluang lantaran dihadang tiang gawang lawan. Ia “hanya’ butuh 37 penampilan untuk mengukir catatan buruk tersebut. Nunez menyusul di tempat kedua dan cuma unggul lima penampilan (42 kali penampilan) dari Suarez.
Barulah berikutnya Demba Ba (53 kali tampil), Rapinha (58), Cristiano Ronaldo (61) dan Kevin De Bruyne (61).
Namun, yang patut ditiru Nunez dari kiprah seniornya tersebut adalah soal bagaimana Suarez justru bangkit dari striker sial menjadi salah satu bomber terbaik di Premier League.
Di 37 penampilan awalnya bersama Liverpool, selain 10 kali peluangnya digagalkan tiang gawang, Suarez juga cuma mengoleksi 10 gol. Hanya saja, pemain berjuluk El Pistolero itu tak lantas patah semangat hingga akhirnya menjadi salah satu striker legendaris Liverpool berkat koleksi 69 gol dari total 110 penampilan.