Apa jadinya Liverpool tanpa Mohamed Salah? Yang teranyar, jawabannya tersaji kala Liverpool bertandang ke Crystal Palace, Sabtu (9/12).
Berada dalam posisi yang lebih diunggulkan, Liverpool justru lebih dulu tertinggal lewat gol penalti Jean Pateta (menit 57’).
Keunggulan Palace itu sempat bertahan hingga 15 menit akhir, sebelum akhirnya Salah mengeluarkan daya magisnya lewat torehan satu gol dan satu assist di sisa laga.
Pada menit ke-76’, Salah berhasil mencetak gol penyeimbang kedudukan lewat tembakan yang memperdaya kiper Palace, Sam Johnstone. Lalu saat laga memasuki menit 90+1′, sodoran umpan Salah dikonversi menjadi gol oleh Harvey Elliott dengan sepakan terukur.
Kemenangan dramatis di menit-menit akhir menjadi salah satu keistimewaan Liverpool, khususnya era Juergen Klopp. Menurut Opta, skuat Merseyside Merah merupakan tim pencetak gol menit-menit akhir (90 menit ke atas) terbanyak di sepanjang sejarah Premier League dengan total 43 kemenangan dan sebanyak 17 kemenangan di antaranya lahir di era Klopp.
Salah jelas punya kontribusi besar atas kemenangan ini dan berikut merupakan fakta-fakta menarik dari golnya tadi malam yang juga menjadi gol ke-150 dan ke-200 untuk Liverpool
*Gol ke-150
Gol ke gawang Palace merupakan gol ke-150 Salah dari total 247 kali merumput di kancah Premier League. Catatan impresif itu menghadirkan makna spesial tersendiri.
Jika dihitung berdasarkan jumlah penampilan dalam mengukir 150 gol, Salah cuma kalah cepat dari Alan Shearer (212 penampilan), Sergio Aguero (217), Harry Kane (218), dan Thierry Henry (247).
Dilansir Squawka, hanya ada sembilan pemain yang berhasil mengoleksi 150+ gol di sepanjang sejarah Premier League dan Salah merupakan satu-satunya yang berasal dari Benua Afrika.
*Gol ke-200
Makna gol ke-200 ini juga tak kalah spesial. Ya, gol ke gawang Palace merupakan gol ke-200 Salah selama dirinya berseragam Liverpool di semua ajang.
Bomber asal Mesir itu akhirnya resmi menjadi pemain kelima yang berhasil menyumbang 200+ gol di sepanjang sejarah Liverpool. Ia menyusul empat pendahulunya yakni, Ian Rush, Roger Hunt, Gordon Hodgson, dan Billy Landell.
Sebagai perbandingan, Salah melakukan apa yang tak bisa dicapai bomber-bomber legendaris Liverpool semisal Steven Gerrard (186 gol), Robbie Fowler (183), Kenny Dalglish (172 gol), atau Michael Owen (158).
Khusus di era 2000-an, Salah juga unggul jauh dibanding nama-nama beken superti Sadio Mane (120), Roberto Firmino (111), Luis Suarez (82) atau Fernando Torres (81).