Premier League menuding Everton dan Nottingham Forest telah melanggar aturan finansial yang berlaku. Kedua klub telah diperiksa oleh sebuah komisi independen untuk dugaan telah menerabas aturan keuntungan dan keberlanjutan dalam keuangan periode 2022-23.
Peraturan Premier League mengizinkan kerugian maksimal 105 juta pound dalam tiga musim. Jika melewati, sanksi sudah menanti, dari denda hingga pemotongan poin di liga.
Everton sebelumnya sudah terkena penyunatan 10 poin usai putusan telah melanggar aturan. Merseyside Biru masih berada dalam proses banding untuk hukuman tersebut.
Dalam pernyataannya, Premier League menyatakan bahwa Everton dan Forest masing-masing telah menyatakan bahwa mereka telah melewati batasan yang telah ditentukan untuk profitabilitas dan keberlanjutan itu di akhir 2022-23.
Menurut Premier League, sesuai dengan aturan mereka, kedua kasus dialihkan kepada dewan panel juri. Badan ini selanjutnya akan menunjuk komisi terpisah untuk menentukan sanksi yang tepat.
Kedua klub memiliki waktu 14 hari untuk mengajukan respons resmi. Bila mengacu kepada aturan EPL, dengar pendapat harus rampung dalam 12 pekan. Dengar pendapat banding kudu digelar sebelum 24 Mei 2024 dan hasilnya diputuskan sebelum 1 Juni.
Everton, dengan pemotongan angka, berada di peringkat ke-17 dengan hanya unggul satu poin dari Luton Town. The Toffees masih menyimpan satu laga. Forest di peringkat ke-15 berjarak empat poin dari zona maut.
Everton berjuang
Pemotongan 10 angka yang dialami Everton pada November merupakan sanksi terbesar di Premier League. Komisi independen mendapati kerugian klub hingga 2021-22 mencapai 124,5 juta pound. Banding Everton akan diproses sebelum musim ini berakhir.
“Klub kini mesti membela diri terhadap sebuah tuduhan Premier League lagi yang menyertakan periode finansial yang sama yang telah diganjar hukuman sebelum banding didengar. Klub memandang hal ini sebagai hasil dari merosotnya aturan Premier League,” demikian pernyataan klub seperti dikutip BBC.
Everton menyatakan akan terus mempertahankan posisi selama proses banding. Toffees menyatakan pula bahwa dampaknya terhadap para suporter akan terlihat sebagai bagian dari proses itu.
Ribuan pendukung Everton menggelar aksi protes anti-Premier League menyusul sanksi penyunatan poin. Beberapa politisi, seperti Walikota Liverpool, Steve Rotheram, juga mengutarakan keprihatinannya.
Forest yakin cepat adil
Batas kerugian 105 juta pound dalam tiga musim berlaku untuk keberadaan di Premier League. Namun, jika klub bersangkutan masih berada di Championship dalam periode tersebut, batasnya berkurang 22 juta pound per musim.
Nottingham Forest tampil dua musim di Championship Division dalam tiga musim penilaian. Kerugian yang boleh dihasilkan Forest maksimal 61 juta pound.
Sejak berpromosi pada Mei 2022, Forest telah menghamburkan sekitar 250 juta pound untuk pembelian pemain. Pada September 2022, klub ini memecahkan rekor jumlah pemain masuk, yakni 21 pemain.
“Klub berniat untuk secara penuh bekerja sama dengan Premier League untuk masalah ini dan yakin akan hadirnya penyelesaian cepat dan adil,” begitu pernyataan Forest.
Juara dua kali Piala Champion itu telah menunjuk pengacara olahraga, Nick de Marco, untuk mewakili mereka dalam kasus ini.
View this post on Instagram
Man. City?
Manchester City merupakan klub EPL ketiga yang juga didakwa telah melanggar aturan keuangan. Komisi independen yang dihadirkan telah menyodorkan 115 dugaan pelanggaran klub ini antara 2009 dan 2019.
Dakwaan buat The Cityzens muncul pada Februari 2023, atau sebelum tudingan pertama terhadap Everton. Kasus City masih dalam pemrosesan. Sejauh ini, belum ada keputusan untuk sekian banyak tuduhan terhadap Manchester Biru.