Laga bak final, duel ketat yang mungkin bepengaruh besar terhadap perburuan gelar Premier League, akan tergelar di Emirates Stadium pada Minggu (4/2). Arsenal boleh jadi akan sangat tergantung pada status tuan rumah saat menjamu Liverpool.
Yang bisa diharapkan dari benturan ini, poin penuh tidak akan datang secara mudah. Para penggemar bisa mengharapkan pertarungan ketat di pertemuan ke-200 kedua klub di liga ini.
Cukup banyak segi menarik sebelum duel. Kedua kubu seperti saling menegasi di banyak aspek. Laga bakal menggelar perkelahian dua pendekatan berlawanan kendati sama-sama positif.
Latar awal menarik yang akan sangat relevan dengan duel ini tak ayal datang dari dua pertemuan terakhir. Di ronde ketiga Piala FA yang digelar di tempat yang sama, Arsenal bisa membuat banyak peluang, tapi tak bisa mencetak gol. Sebaliknya, Liverpool secara efisien memanfaatkan sedikit peluang yang mereka dapatkan. Usai laga ini, Arsenal ditautkan dengan krisis penyerang.
Yang juga akan didengungkan menjelang pertandingan ini adalah hasil 1-1 di Anfield di pertemuan pertama. Liverpool gusar karena wasit dan VAR mengabaikan handball Martin Odegaard di dalam kotak penalti.
Terlepas dari hasil dua duel pada musim ini tersebut, kedua tim akan sama-sama percaya diri bercermin dari tren terakhir. Laga kandang terakhir Arsenal berakhir dengan kemenangan 5-0 atas Crystal Palace. Sementara itu, lawatan terakhir Liverpool berujung kemenangan 4-0 pasukan Jurgen Klopp di kandang Bournemouth.
Pertahanan menjadi modal Arsenal di rumah. Si Gudang Peluru bisa enam kali mencatat clean sheet dari 10 laga di kandang.
Tantangan besar akan datang dari kubu tamu dengan daya gedornya. Liverpool sudah 16 pertemuan berturut-turut dengan Gunners selalu mencetak gol. Merseyside Merah pun menjadi klub yang paling sering menjebol gawang Arsenal, yakni 108 kali.
The Gunners akan mencoba menggebrak sejak awal laga seperti yang kerap mereka lakukan. Klub London Utara ini selalu mencetak gol di 10 menit pertama di tiga pertandingan Premier League terakhir menghadapi Liverpool.
Gabriel Jesus boleh jadi akan menjadi andalan untuk taktik ini. Lima dari enam gol penyerang asal Brasil itu ke gawang Liverpool hadir sebelum turun minum. Kiprah apik seperti pada tengah pekan saat menundukkan Nottingham Forest di kandangnya akan dinanti para pendukung tuan rumah.
Tugas Arsenal bakal berat. Liverpool sulit pula ditaklukkan ketika berada di luar Anfield. Dari 19 lawatan domestik terakhir, Si Merah hanya sekali kalah dan memenangi 11 partai.
The Reds telah mencetak reputasi pula sebagai klub yang bisa mencari jalan keluar dari tekanan. Liverpool telah menjaring 19 poin, terbanyak musim ini, dari posisi tertinggal.
View this post on Instagram
Kemenangan meyakinkan, 4-1, atas Chelsea pada tengah pekan memperlihatkan kapasitas besar The Reds untuk bertengger di pucuk klasemen. Kabar miris kepastian Jurgen Klopp meninggalkan klub itu pada akhir musim malah mempertebal motivasi pasukannya di paruh kedua musim.
Secara khusus, Arsenal bakal kudu mewaspadai Diogo Jota. Penyerang asal Portugal itu praktis tampil paling ganas kala menghadapi Arsenal. Jota telah membuat 10 kontribusi untuk Liverpool saat meladeni Gunners, delapan di antaranya berupa gol, terbanyak atas satu klub.
Sejauh ini, Klopp bisa mengatasi absensi sejumlah andalan regulernya seperti Mohamed Salah atau Trent Alexander-Arnold. Tanpa Salah, barisan penyerang seperti Jota dan Darwin Nunez, asal tidak mengincar tiang atau mistar, bisa tetap tajam dan menghasilkan kemenangan. Saat TAA cedera, bek berusia 20 tahun, Conor Bradley, tampil mengesankan, seperti di dua laga terakhir, masing-masing di Piala FA dan Premier League. Pilihan Klopp mengatasi “kepusingan” setelah TAA bugar akan menarik.
Hanya, Emirates Stadium tampaknya akan menjadi keuntungan yang tidak kecil buat Arsenal. Pasukan Mikel Arteta akan sangat paham. Hasil seri saja, apalagi kalah, akan membuat Gunners sulit mengejar.
Jangan dilupakan pula jarak yang hanya lima poin. Margin itu akan memaksa kedua kubu mengerahkan kemampuan untuk mengambil poin penuh yang akan merugikan lawan. Liverpool sebagai pemuncak klasemen mungkin akan merasakan tekanan yang lebih besar, apalagi tidak bermain di Anfield.