Inter Milan meraih kemenangan tipis 1-0 kala menjamu Atletico Madrid di leg pertama babak 16 besar Liga Champions, (21/2). Gol tunggal kemenangan Inter dicetak Marko Arnautovic (menit 79’).
Arnautovic mengawali laga dari bangku cadangan. Ia baru masuk di awal babak kedua untuk menggantikan Marcus Thuram yang cedera.
Sebelum-sebelumnya, Arnautovic cuma berstatus pemain pelapis Inter. Striker berdarah Austria itu dipinjam dari Bologna di bursa transfer musim panas 2023/24.
Hingga laga kontra Atletico, Arnautovic memang sudah menjalani 27 laga bersama Inter di semua ajang ini. Namun, cuma di lima laga ia tampil sebagai starter. Sedangkan di 22 laga lainnya, ia tampil sebagai pemain pengganti.
Hanya memang, di dua penampilan terakhir sebelum bersua Atletico, ia berkontribusi dua gol meski tampil dari bangku cadangan, yakni mencetak satu assist kala Inter menang 4-2 vs AS Roma, dan mencetak satu gol kala Inter menang 4-0 vs Salernitana.
Tren positif itu berlanjut tadi malam. Setidaknya, ada tiga peluang bersih yang sempat diraih Arnautovic, sebelum akhirnya berhasil memaksa kiper Atletico, Jan Oblak, memungut bola dari gawangnya. Ia berhasil memaksimalkan bola rebound hasil peluang Lautaro Martinez yang beberapa detik sebelumnya digagalkan Oblak.
Jika berkaca pada data statistik, Inter memang layak memenangi laga. Menurut situs Flashscore, Nerrazzuri tak cuma unggul persentase penguasaan bola (55% berbanding 45%), tapi juga mengkreasi peluang lebih banyak.
Ada 19 percobaan gol yang dibuat skuat Milan Biru, sebanyak lima di antaranya bahkan on-target. Atletico beruntung karena Oblak tampil cukup gemilang lewat empat penyelamatan krusial.
Sebaliknya, skuat asuhan Diego Simeone, cuma membuat tujuh tembakan dan tak satupun di antaranya yang on-target.
Menurut situs Whoscored, Oblak bahkan tercatat sebagai pemain Atletico dengan rating penampilan tertinggi (7,1). Secara keseluruhan, rating kiper berdarah Slovenia itu hanya kalah dari Lautaro Martinez (7,5) dan Nico Barella (7,7).
Dari beragam catatan di atas, wajar jika Inzaghi agak meradang dalam sesi jumpa pers usai laga. Pelatih Inter itu meyakini timnya bisa menang dengan lebih banyak gol dan hal itu bukan tanpa alasan.
“Kami menyesal cuma menang satu gol karena laga akan lebih intens di Madrid (leg kedua),” ujar Inzaghi dilansir Sky Sports.
“Kami tetap bersyukur atas hasil ini, terlebih penampilan bagus para pemain dalam menghadapi lawan yang kuat. Secara khusus, saya senang dengan penampilan Arnautovic, ia tampil sungguh baik,” lanjut Inzaghi.
Hal serupa juga diutarakan Arnautovic dan gelandang Inter, Henrikh Mkhitaryan, dalam sesi wawancara khusus dengan TNT Sports.
“Setelah tiga peluang, saya akhirnya bisa mencetak gol. Kemenangan ini penting karena kami akan lanjut bertandang ke Madrid. Namun, jika bisa bermain seperti malam ini, kami harusnya juga bisa menang lagi di sana,” ujar Arnautovic.
“Malam ini, kami memiliki banyak peluang. Sayangnya, cuma satu yang menjadi gol. Harusnya bisa lebih dari itu,” ujar Mkhitaryan.
*Simone vs Simeone
Selain menyajikan laga sengit di lapangan, keberadaan dua pelatih juga menghadirkan persaingan unik tersendiri. Pasalnya, Inzaghi dan Simeone merupakan mantan rekan setim di Inter.
Keduanya bahu-membahu kala mengantar Inter menjuarai Serie A dan Copa Italia musim 2009/10 (double winner). Jelang laga, keduanya sepakat menepikan hubungan pertemanan tersebut.
*Inter bagus di 2024, khususnya di kandang
Bagi Inter, kemenangan ini tak hanya mengantar satu kaki mereka ke perempat final, tapi juga melanjutkan tren bagus di tahun 2024. Pasalnya, ini merupakan kemenangan ke sembilan Inter di semua ajang sejak pergantian tahun.
Jumlah laga serupa juga menghadirkan makna spesial lain jika mengacu bagusnya rekor kandang Inter di Liga Champions. Dilansir Squawka, Inter sukses mengemas tujuh kemenangan, dua hasil imbang, dan tak pernah kalah di sembilan laga kandang terakhir.
Sepanjang periode bagus tersebut, Inter juga mencatatkan tujuh clean-sheet dan cuma empat kali kebobolan, yang mana tiga gol kebobolan di antaranya cuma menimpa mereka saat bersua Benfica.
Tak heran, jika berkaca pada catatan statistik di atas, Inter tampak tangguh di puncak klasemen Serie A dan tinggal selangkah lagi menuju babak delapan besar Liga Champions.