Arsenal melangkah ke pencapaian terbaik dalam 14 tahun. Namun, klub London Utara ini mesti berjuang keras sampai adu penalti dalam leg 2 di kandang pada Selasa (12/3).
Keberhasilan melenggang ke delapan besar setelah hampir satu setengah dekade disambut kegembiraan Arsenal. Apa lagi yang patut mereka rayakan?
Porto rapat
Dengan keunggulan dari leg 1, Porto mencoba bertahan rapat di Emirates Stadium. Meski tampil di depan publiknya, Arsenal mesti bekerja keras membongkar pertahanan kubu tamu besutan Sergio Conceicao.
Arsenal mendapatkan ujian besar. Pengalaman menjadi kelebihan Porto. Pepe, 41 tahun, memegang komando di belakang yang memastikan The Gunners tidak merajalela seperti biasa.
Publik Emirates Stadium bisa bernapas lebih lega setelah pasukan Mikel Arteta bisa mencetak gol yang membuat agregat imbang 1-1. Empat menit sebelum turun minum, Leandro Trossard menjaringkan bola menyusul aksi ciamik dari kapten Martin Odegaard.
Gol Trossard menjadi satu dari segelintir saja kelengahan Porto di laga ini. Sebaliknya, Os Dragoes bukan tanpa peluang. David Raya mesti membuat penyelamatan terhadap kans Evanilson dan Francisco Conceicao.
Odegaard mencetak gol di babak kedua. Namun, gol itu dianulir karena Kai Havertz dianggap melanggar Pepe dalam prosesnya.
Duel diwarnai pula dengan perselisihan di tepi lapangan. Sergio Conceicao meradang dan menuduh Mikel Arteta telah menghina keluarganya.
View this post on Instagram
Pahlawan Raya
Setelah perpanjangan waktu yang juga diwarnai dengan pertahanan rapat Porto, adu penalti menjadi penentu. Arsenal lebih siap menghadapi tostosan ini.
Empat algojo Gunners, Odegaard, Havertz, Bukayo Saka, dan Declan Rice bisa menjalankan tugas mereka dengan baik. Raya bisa menahan eksekusi kedua Porto yang diambil Wendell.
Galeno menjadi penendang keempat Os Dragoes. Eksekusi pencetak gol tunggal kemenangan Porto di leg 1 itu bisa ditahan Raya, kiper pinjaman dari Brentford yang langsung menggeser Aaron Ramsdale dari posisi kiper utama. Arsenal melaju.
Titik tepat
Setelah hampir satu setengah dekade absen dari delapan besar, The Gunners akan tampil di delapan besar. Tujuh dari 14 musim itu hanya berakhir dengan perdelapan final buat Arsenal.
Hasil ini juga mematahkan rangkaian hasil buruk Gunners di rumah. Lima laga Liga Europa di Emirates Stadium sebelumnya tak pernah berakhir dengan kemenangan si empunya stadion. Tak mengherankan kalau klub ini bergembira ria.
“Tentu perasaan ini luar biasa buat saya secara pribadi, pertama kali tampil di Liga Champion. Anda bermain untuk hal seperti ini dan saya beruntung bisa bermain untuk Arsenal, tampil di Liga Champion dan melangkah ke perempat final untuk pertama kali setelah sekian lama,” kata Raya dikutip BBC.
“Sudah 14 tahun, waktu yang lama buat klub seperti Arsenal, yang memperlihatkan betapa sulitnya ajang ini. Kami harus mencoba untuk menemukan momen magis. Kami mulai menciptakan energi luar biasa di stadion, semuanya berhasrat menang, dan bersama kami melakukannya,” ucap Areta.
“Ini titik yang kami inginkan. Kami telah bersabar, bekerja keras, dan banyak orang telah membuat keputusan bagus dan memperlihatkan keberanian di momen-momen berat,” lanjut Arteta.
View this post on Instagram
Momentum dua ajang
Keberhasilan melaju ke delapan besar ini menyusul nangkringnya Gunners di puncak klasemen Premier League. Kemenangan dramatis atas Brentford diikuti hasil imbang di Anfield antara Liverpool dan Man. City menaikkan posisi Si Gudang Pelor.
Sambil menanti lawan di delapan besar yang akan diketahui melalui undian pada Jumat (15/3), Arsenal akan bersiap menghadapi jadwal berat. Di laga berikutnya setelah disela jeda internasional, Gunners akan menghadapi Man. City pada akhir bulan.
Sejauh mana Arsenal akan memanfaatkan momentum mantap ini?