Athletic Bilbao dapat memupus puasa gelar mereka yang lama setelah berhasil mengungguli Mallorca di final Copa del Rey pada Sabtu (6/4) petang. Laga puncak yang dihelat di Estadio de la Cartuja, Sevilla, ini mesti melewati adu penalti.
Laga Ketat, Mallorca Defensif
Mallorca sudah sekali menjuarai ajang ini, yaitu pada 2003 di final terakhir klub yang beralias Los Piratas atau Bajak Laut itu. Akan tetapi, tekanan buat Bilbao boleh jadi lebih besar mengingat mereka selalu kalah di enam final sebelumnya. Klub Basque itu memang sudah 23 kali menjadi juara sebelum final ini, tapi yang terakhir hadir pada 1984.
Kedua tim memulai duel secara berhati-hati. Baru pada menit ke-16 hadir tembakan ke sasaran pertama, itupun spekulatif saja dari gelandang Bilbao, Inigo Ruiz.
Mallorca bereaksi dengan Vedat Muriqi hampir mencetak gol, sebelum Dani Rodriguez membuka skor pada menit ke-21 dari operan Antonio Raillo. Gelandang serang Bilbao, Nico Williams, dua kali mendapat peluang, sebuah dianulir karena off-side dan yang kedua melebar.
Mallorca hampir menggandakan keunggulan di awal babak kedua, tapi kans Cyle Larin bisa digagalkan kiper Bilbao, Julen Agirrezabala. Namun, Bilbao mampu menyamakan skor melalui Oihat Sancet meneruskan operan Nico Williams pada menit ke-50.
View this post on Instagram
Bilbao lalu mendapatkan peluang bagus lewat Gorka Guruzeta, tapi sang penyerang meluputkannya. Pelatih Javier Aguirre bisa membuat Mallorca tampil lebih defensif hingga hanya membuat 31 persen penguasaan bola.
Tidak ada tambahan gol sampai babak kedua berakhir. Dua babak perpanjangan waktu juga hanya menyediakan sedikit peluang.
Agirrezabala Dua Kali
Kiper utama Bilbao adalah kiper timnas Spanyol, Unai Simon. Namun, di ajang Copa del Rey, Ernesto Valverde memilih Julen Agirrezabala. Sang kiper sudah delapan kali tampil di Piala Raja musim ini. Di La Liga, ia baru sekali bermain, jauh dari 8 penampilan musim lalu.
Namun, Agirrezabala melekatkan diri dengan ajang ini. Ia tampil sebagai pahlawan bagi Bilbao dalam adu penalti. Kiper berusia 23 tahun itu menangkal penalti algojo ketiga Mallorca, Manu Morlanes. Eksekusi Mallorca berikutnya, Nemanja Radonjic, melayang di atas mistar gawang.
Setelah tiga penembak sebelumnya, yakni Raul Garcia, Iker Muniain, dan Mikel Vesga sukses menjalankan tugas, Alex Berenguer menjadi penentu gelar buat Bilbao.
Bilbao Jutaan
Gelar ini merupakan yang ke-24 didapat Bilbao di ajang ini, terbanyak kedua setelah Barcelona dengan 31 gelar. Trofi sekaligus menghapus catatan kekalahan klub Basque berjulukan Lehoiak atau Si Singa itu di enam final Copa del Rey sebelumnya.
Empat dekade silam, Bilbao melakukan parade di atas perahu La Gabarra menyusuri Sungati Nervion. Sekitar sejuta warga menjadi saksi perayaan ketika itu. Jumlah itu sangat mungkin bertambah tahun ini setelah sekian lama penantian.
Terbaik Valverde
Gelar ini bermakna besar buat Ernesto Valverde. Sang pelatih Bilbao telah memenangi selusin gelar sepanjang karier kepelatihannya. Sebagian didapatkannya kala menukangi Barcelona pada rentang 2017-2020, yakni dua La Liga dan satu Copa del Rey.
Di Bilbao, Valverde baru bisa mempersembahkan Supercopa de Espana pada 2015. Ia pernah membawa Si Singa ke final Piala Raja, yakni pada 2015, tapi kalah di tangan Barca.
“Tidak ada yang menyamai gelar kali ini. Karena jalan yang kami tempuh untuk mengejarnya, karena makna trofi ini, dan karena kekalahan kami di final-final sebelumnya,” ucap Valverde dikutip AFP.