Argentina diunggulkan juara kembali usai melalui partai puncak Copa America menghadapi Kolombia yang akan dihelat di Hard Rock Stadium, Miami, pada Ahad (14/7). Salah satu alasannya terkait legenda hidup mereka.
Final nanti akan menjadi pertemuan pertama kedua tim di laga puncak Copa America. Duel bakal berlangsung ketat karena kedua kubu memiliki jalur apiknya masing-masing.
Siapa yang akan berjaya pada Minggu nanti di pengujung USA 2024? Kita coba cermati lapis demi lapis.
Jalan Albiceleste Lebih Santai
Argentina melangkah ke final usai mengempaskan undangan dari Amerika Utara, Kanada, dengan dua gol tanpa balas. Lionel Messi mencetak gol pertamanya di USA 2024 di semifinal tersebut.
Langkah Kolombia terbilang lebih sulit. Mereka mesti bertarung keras untuk menyingkirkan Uruguay. Celeste yang dibesut Marcelo Bielsa sebelumnya mendepak Brasil. Kerepotan Los Cafeteros bertambah karena harus bermain dengan 10 pemain sepanjang babak kedua.
Fakta tersebut bisa mengarah kepada anggapan bahwa Kolombia akan tampil kehabisan bensin di Miami. Apalagi, Daniel Munoz, pemain yang diusir wasit sehingga akan absen di final, merupakan salah satu andalan Cafeteros. Argentina praktis lebih segar walau Kanada memberikan perlawanan.
Pengalaman: 30:3 sampai 15:1
Soal pengalaman, Argentina jelas unggul jauh. Albiceleste akan melakoni final ke-30 mereka sepanjang sejarah Copa America. Kolombia akan baru tiga kali merasakan laga puncak.
Koleksi gelar Argentina di Copa America mencapai 15 buah. Kolombia baru sekali merasakan nikmatnya kampiun kontinental, yakni pada 2001 saat menjadi tuan rumah.
Dengan final ketiga beruntun, Argentina bakal menginginkan lagi gelar, yang akan menjadi kedua beruntun setelah kegagalan di empat final sebelumnya. Segudang pengalaman yang tampil di laga puncak bakal menjadi modal buat Albiceleste untuk meraih ambisinya.
Performa: Tantangan Kuat Cafeteros
Keberhasilan Argentina membekuk Kanada di empat besar membawa pasukan Lionel Scaloni kepada catatan 10 kemenangan beruntun. Torehan itu terukir sejak kalah dari Uruguay pada November silam.
La Seleccion, julukan lain Argentina, pun dapat menyodorkan ketangguhan di turnamen yang digelar di AS. Argentina belum pernah kalah dalam 90 menit permainan di fase gugur turnamen besar Negeri Paman Sam sejak kekalahan dari Rumania di Piala Dunia 194.
Di sisi lain, Kolombia juga sedang susah dikalahkan. Cafeteros tengah enggak terkalahkan di 28 pertandingan, dengan 22 kemenangan di antaranya. Skuad racikan Nestor Lorenzo ini mampu menggelontorkan setengah lusin gol di dua pertandingan terakhir tanpa kebobolan sebiji gol pun.
Perkiraan Laga
Pertandingan akan segera menyajikan duel cepat penuh hasrat ala Amerika Selatan. Adu teknik bakal bersanding dengan benturan fisik.
Kolombia mengandalkan James Rodriguez sebagai pusat permainan dan layak melakukannya. James sudah mengemas enam assist plus satu gol di USA 2024 ini. Pemain yang lebih muda seperti Luis Diaz dan Jhon Duran bakal terbantu kiprah cerdik sang kapten.
Messi, di usianya yang sudah 37 tahun, tetap menjadi otak permainan Argentina dan penjaga aura pemenang di dalam tubuh Seleccion. Sejumlah bakat bagus penyokong sekaligus penyantap pengaturan permainan yang dibuat sang legenda hidup.
Julian Alvarez atau Lautaro Martinez dapat menjadi penentu gelar buat Argentina lagi. Namun, kiprah pemain lini tengah seperti Enzo Fernandez, Rodrigo De Paul, atau Alexis Mac Allister dalam menghadang James akan krusial pula buat skuad Lionel Scaloni.
Sebagai catatan tambahan, tidak seperti ronde-ronde sebelumnya, final akan menggelar perpanjangan waktu kalau 90 menit berakhir dengan skor seri. Perubahan tersebut bisa memberikan kemenarikan tambahan buat partai puncak ini.
Hanya, lewat jalur mana pun, Argentina akan mengambil kesempatan lagi untuk menambah gelar. Trofi ini konon bisa berarti hadiah perpisahan untuk pemain gaek yang bersiap pensiun dari timnas seperti Angel Di Maria dan Messi.
View this post on Instagram