Akhir pekan ini, Milan resmi mengumumkan kedatangan striker Spanyol yang baru saja sukses menjuarai Euro 2024, Alvaro Morata. Milan menebus release clause Morata dari Atletico Madrid sebesar 13 juta euro.
Nama Morata memang tengah melambung berkat keberhasilannya mengantar La Roja juara di Euro 2024. Apalagi, ia mengemban peran sebagai kapten tim meski cuma menyumbang satu gol di sepanjang turnamen.
Namun, jika berkaca pada usianya yang sudah menginjak 31 tahun, Morata tak lagi berada di periode emasnya. Faktor itu pula yang sepertinya membuat harga sang striker di pasaran saat ini cuma berkisar di angka 16 juta euro versi Transfermarkt.
Dalam beberapa tahun belakangan, Milan memang punya tradisi mendatangkan striker murah dan kebiasaan itu kembali tervalidasi dengan biaya yang mereka keluarkan untuk memboyong Morata.
Terakhir kali Milan merajut sejarah dengan pembelian striker termahal adalah kala memboyong Andriy Shevchenko dari Dynamo Kyiv pada pertengahan tahun 1999. Kala itu, Sheva diboyong seharga 22 juta euro.
Pembelian mahal itu terbayar lantaran Sheva menjelma sebagai salah satu striker tersukses di Rossoneri. Selama hampir tujuh musim, Sheva mengantar Milan menjuarai Serie A (2003/04), Coppa Italia (2002/03), Liga Champions (2002/03) dan UEFA Super Cup (2003). Selain itu, Sheva dua kali menjadi top skor Serie A, yakni pada musim perdananya 1999/20 (24 gol) dan 2003/04 (24 gol).
Setelah era Sheva (pindah ke Chelsea pada 2006), banyak striker kondang yang merapat ke San Siro. Namun, Milan tak pernah lagi mengeluarkan uang secara jor-joran lantaran beberapa bintang yang mereka datangkan dianggap sudah melewati masa emas, mirip seperti Morata.
Sebut saja Ronaldinho yang digaet ketika sudah berumur 28 tahun dari Barca (musim 2008/09), Zlatan Ibrahimovic (29 tahun, dari Barca di musim 2011/12), atau Robinho (26 tahun dari Man. City di musim 2010/11).
Dari nama-nama di atas, tak satupun yang diboyong seharga lebih dari 30 juta euro. Milan “cuma” mengeluarkan 24,1 juta euro untuk Ronaldinho, 24 juta untuk Ibrahimovic, dan 21 juta euro untuk Robinho.
Kalaupun ada striker yang pada masanya dianggap sebagai rising-star saat direkrut Milan, maka cuma ada dua nama, yakni Alexandre Pato (berusia 17 tahun kala diboyong dari Internacional pada 2007/08) dan Stephan El Shaarawy (berusia 18 tahun kala diboyong dari Genoa pada 2011/12). Harga beli Milan kala itu untuk mendatangkan Pato cuma 24 juta euro. El Shaarawy lebih murah lagi, yakni cuma 20 juta euro.
Sebagai perbandingan, Liverpool mengeluarkan 38 juta euro untuk merekrut Fernando Torres dari Atletico, di musim yang sama saat Milan merekrut Pato. Jadi, harga beli Pato masih 14 juta euro lebih murah dibanding harga beli Torres.
Lalu, saat Milan memboyong El Shaarawy seharga 20 juta euro di musim 2011/12, PSG memboyong Javier Pastore dari Palermo seharga 42 juta euro dan Manchester City mendatangkan Sergio Aguero dari Atletico Madrid seharga 40 juta euro. Dengan kata lain, harga beli Pato cuma setengahnya dari harga beli Pastore atau Aguero.
Milan juga pernah memboyong Mario Balotelli (20 juta euro dari City di musim 2012/13) atau Klaas-Jan Huntelaar (15 juta dari Real Madrid di musim 2009/10). Namun, harga beli keduanya juga masih jauh dari fantastis.
Milan baru lebih berani mengeluarkan uang lebih banyak dalam memboyong striker sejak tahun 2015. Hanya saja, nama-nama yang mereka beli malah masih tergolong striker kelas dua semisal Andre Silva (38 juta dari Porto di musim 2017/18), Krysztof Piatek (35 juta dari Genoa di musim 2018/19), dan Carlos Bacca (33,3 juta dari Sevilla di musim 2015/16).
Parahnya lagi, meski secara performa tak bagus-bagus amat, ketiganya justru masuk dalam daftar lima besar pembelian striker termahal sepanjang sejarah Milan. Padahal, secara karier, nama Silva, Piatek, dan Bacca tak terlalu cemerlang.
Dua nama lain yang masuk daftar tersebut adalah Filippo Inzaghi (diboyong seharga 36,1 juta dari Juventus pada 2001/02) dan Rafael Leao selaku yang termahal (diboyong seharga 49,5 juta dari Lille pada 2019/20).
Jika diurutkan ke daftar pembelian striker termahal Milan sepanjang sejarah, maka biaya transfer sebesar 13 juta euro untuk mendatangkan Morata cuma menempati peringkat ke-24 di daftar tersebut. (*Lihat data 1)
Harga beli Morata juga masih kalah mahal dibanding beberapa pilar lini serang lainnya yang diboyong Milan musim lalu (2023/24) dan kini masih bermukim di San Siro semisal Samuel Chukwueze (20 juta euro dari Villarreal ), Christian Pulisic (20 juta dari Chelsea) atau Noah Okafor (14 juta dari RB Salzburg).
===
DATA 1
DAFTAR 10 BESAR PEMBELIAN STRIKER TERMAHAL MILAN SEPANJANG MASA
- Rafael Leao: 49,5 juta euro dari Lille (2019/20)
- Andre Silva: 38 juta euro dari Porto (2017/18)
- Filippo Inzaghi: 36,1 juta dari Juventus (2001/02)
- Krzysztof Piatek: 35 juta dari Genoa (2018/19)
- Carlos Bacca: 33,3 juta euro dari Sevilla (2015/16)
- Alberto Gilardino: 25 juta euro dari Parma (2005/06)
- Ronaldinho: 24,1 juta euro dari Barcelona (2008/09)
- Zlatan Ibrahimovic: 24 juta euro dari Barcelona (2011/12)
- Alexandre Pato: 24 juta euro dari Internacional (2011/12)
- Andriy Shevchenko: 23,91 juta euro dari Dynamo Kyiv (1999/00)
…24. Alvaro Morata: 13 juta euro dari Atletico Madrid (2024/25)
===
DAFTAR 10 BESAR HARGA PASARAN PEMAIN MILAN SAAT INI
- Rafael Leao: 90 juta euro
- Theo Hernandez: 60 juta euro
- Fikayo Tomori: 40 juta euro
- Christian Pulisic: 40 juta euro
- Mike Maignan: 38 juta euro
- Ismael Bennacer: 30 juta euro
- Tijjani Reijnders: 30 juta euro
- Ruben Loftus-Cheek: 25 juta euro
- Malick Thiaw: 25 juta euro
- Yunus Musah: 22 juta euro
…14 : Alvaro Morata: 16 juta euro
View this post on Instagram