Berkat torehan satu golnya ke gawang Porto di ajang Liga Europa, Jumat (4/10), nama Marcus Rashford ikut mencuat. Terlebih, United sempat unggul dua gol di laga yang berkesudahan dengan skor imbang 3-3 tersebut. Rashford mencetak gol pembuka.
Sebagai striker yang belakangan justru dipertanyakan ketajamannya, gol Rashford itu cukup berarti untuk meredakan kekecewaan para fan United.
Faktanya, Rashford memang baru mengoleksi satu gol di Premier League musim ini. Koleksi itu terbilang minim untuk pemain berstatus bintang dari United.
Koleksi satu gol Rashford itu bahkan masih kalah dibanding nama-nama semenjana seperti Liam Delap (Ipswich/3 gol), Dwight McNeil (Everton/2 gol), Antoine Semenyo (Bournemouth/2 gol), maupun Chris Wood (Nottingham Forest2 gol).
Performa yang masih agak mendingan dibuat Rashford kala melesakkan dua gol ke gawang Barnsley di ajang Carabao Cup. United menang telak 7-0 di laga tersebut.
Itulah mengapa gol Rashford ke gawang Porto dini hari tadi bisa menjadi awal yang bagus untuk mengembalikan ketajamannya.
Lagipula, Rashford punya trek rekor yang bagus di kancah Eropa. Menurut Squawka, gol Rashford ke gawang Porto merupakan gol ke-26 sang striker di kompetisi Benua Biru (Liga Champions/Liga Europa).
Ia baru saja melampaui torehan gelandang legendaris United, Paul Scholes, yang mengoleksi 25 gol. Dengan begitu, Rashford kini menjadi pemain tersubur kedua United sepanjang sejarah di Eropa. Ia hanya kalah dari Wayne Rooney (35 gol).
Sedangkan khusus di ajang Liga Europa (atau di era sebelumnya kala masih bernama Piala UEFA), Rashford sudah mengoleksi 14 gol.
Torehan itu mengantarnya sebagai sebagai pemain tersubur ketiga asal Inggris setelah Alan Shearer (21 gol) dan Jermain Defoe (19 gol).
*Demi rotasi
Hanya saja, saat Rashford tampil bagus-bagusnya di babak pertama kontra Porto, pelatih Erik ten Hag malah mengganti sang striker dengan Alejandro Garnacho di masa turun minum.
Keputusan itu coba dikonfirmasi awak media kepada ten Hag dalam sesi jumpa pers usai laga. Apalagi, ada anggapan bahwa ditariknya Rashford disebabkan kelalaian sang striker dalam bertahan di proses gol pertama Porto.
“Kalau soal itu, saya harus menonton ulang terlebih dahulu. Hanya memang, sisi kiri kami kurang bertahan dengan baik malam ini,” ujar ten Hag dilansir Sky Sports.
Meski begitu, ten Hag mengakui bahwa penampilan Rashford kontra Porto sudah cukup baik. Keputusannya mengganti sang bomber lebih dikarenakan faktor rotasi tim.
“Penampilan Rashford sangat bagus. Setiap kali menguasai bola, ia membuat lini pertahanan Porto ketakutan. Ia menjadi pemain yang paling berbahaya,” ujar ten Hag.
“Namun, kami harus melakukan rotasi. Garnacho memang tak tampil sejak menit awal, tapi performanya cukup baik, bukan hanya di akhir pekan lalu, tapi sepanjang awal musim ini. Apalagi, kami harus segera fokus ke laga berikutnya (tandang vs Aston Villa) dan tak punya banyak waktu untuk pemulihan,” lanjut ten Hag.
===
View this post on Instagram