Paul Pogba berkata bahwa mimpi buruknya akhirnya berlalu. Sanksi dilarang bermain selama empat tahun yang ia terima karena doping dipotong setelah bandingnya diterima.
Pada Februari, Pengadilan Antidoping Italia (NADO), mengenakan hukuman kepada Pogba. Sanksi itu menyusul ditemukannya peningkatan level testosteron, hormon yang menaikkan daya tahan, dalam badan eks gelandang Man. United itu usai tes doping secara acak. Tes itu dilakukan usai laga pertama Juventus, klub Pogba, pada musim 2023-24, tepatnya pada 20 Agustus tahun lalu.
NADO memastikan hasil tes positif testosteron dengan sampel kedua pada Oktober. Jaksa anti-doping menuntut hukuman selama empat tahun untuk pelanggaran itu.
Pogba mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase untuk Olahraga (CAS). Putusan banding membela produk akademi United itu. Direktur CAS, Matthieu Reeb, memastikan kepada Reuters bahwa hukuman Pogba dipangkas menjadi 18 bulan saja terhitung sejak 11 September 2023.
“Akhirnya mimpi buruk ini berlalu. Saya dapat menanti hari di mana saya dapat mengikuti impian saya kembali,” ungkap Pogba penuh kelegaan dan kegembiraan seperti dikutip BBC.
“Saya selalu menyatakan bahwa saya tidak pernah secara disengaja melanggar aturan Agensi Anti-Doping Dunia saat meminum suplemen bernutrisi yang diresepkan seorang dokter, yang tidak memengaruhi performa atlet laki-laki.
“Saya bermain dengan integritas dan, walau menerima bahwa hal ini adalah pelanggaran kewajiban ketat, saya ingin menyatakan rasa terima kasih kepada hakim-hakim CAS yang mendengarkan penjelasan saya,” lanjut Pogba.
Gelandang yang berperan besar dalam gelar juara dunia Prancis pada 2018 ini menyebut periode setelah putusan sanksi empat tahun itu sebagai masa yang membuatnya sangat tertekan. “Karena segala yang saya upayakan dengan keras menjadi tertahan,” tukas pemain berumur 21 tahun itu.
Dengan hukuman menjadi setengah tahun, Pogba sudah bisa berlatih bersama Juve pada Januari nanti. Hanya, kubu I Bianconeri disebut ingin memutus kontrak Pogba.
View this post on Instagram