Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Amerika Selatan menjadi sengit setelah hari laga kesembilan pada Kamis (10/10). Brasil menarik keuntungan dari tersungkurnya pesaing.
Bolivia 1-0 Kolombia: Kejutan 10 Pemain
Hari laga yang menandai setengah jalan kualifikasi zona Conmebol ini dibuka dengan kejutan masif dari tim semenjana, Bolivia. Negara kecil ini mengandalkan dataran tinggi di El Alto (secara harfiah berarti “ketinggian”) untuk menyulitkan lawan. Kolombia, peringkat kedua sebelum laga, sangat merasakannya.
Kolombia bisa memunculkan dominasi dengan 64% penguasaan bola, diikui 22 percobaan dan 10 tembakan ke gawang. Namun, Bolivia tampil lebih efisien, tetapi menatap kesulitan besar ketika Hector Cuellar diusir wasit pada menit ke-20.
Meski kalah jumlah pemain, La Verde bisa tampil disiplin dan segera menaikkan kepercayaan diri setelah turun minum. Pada menit ke-58, gelandang Santos, Miguelito, mencetak gol semata wayang dari assist Robson Matheus Tome. Laga di Estadio Municipal de El Alto itu memberikan kemalangan buat Kolombia.
Venezuela 1-1 Argentina: Merah Anggur Jaga Kans
Ditengahi skor kacamata antara Ekuador dan Paraguay, Argentina tertahan di Maturin, Venezuela. Sang juara bertahan boleh jadi sudah membayangkan tiga angka ketika Nicolas Otamendi membuka skor di menit ke-13.
Namun, La Vinotinto atau Si Merah Anggur bisa menyamakan kedudukan pada menit ke-65 melalui striker Salomon Rondon yang memanfaatkan operan Yeferson Soteldo. Venezuela meraih satu poin menjamu Lionel Messi cs.
Satu angka membuat peluang Venezuela, satu-satunya tim Amerika Selatan yang belum mencicipi putaran final, untuk lolos ke AS-Meksiko-Kanada tetap terbuka. Argentina tetap memuncaki klasemen.
Cile 1-2 Brasil: Krusial Berkat Duet Botafogo
Laga hari Kamis ditutup dengan lawatan favorit yang tengah tertatih-tatih, Brasil, ke Santiago. Cile, meski juga sedang sulit meraih angka, segera memaksimalkan dukungan di Estadio Nacional Julio Martinez Pradanos.
La Tri membuka kedudukan saat duel baru berjalan dua menit. Umpan Felipe Loyola dari sayap kanan mengarah ke tiang jauh. Eduardo Vargas menyundul bola yang bersarang secara melambung ke kiri gawang Selecao yang dijaga Ederson.
Brasil memberikan tekanan sepanjang laga, dengan hasil 69% penguasaan bola. Sebanyak 71% penguasaan bola hadir di paruh pertama, dengan hasil 8 percobaan dengan hanya sebiji yang menjadi shot on goal. Buahnya baru muncul saat injury time paruh pertama ketika penyerang dari klub Botafogo, Igor Jesus da Cruz, bisa menyundul masuk umpan silang Savinho dari kanan.
Arsitek Brasil, Dorival Junior, memasukkan Bruno Guimaraes dan Gerson menggantikan Andre dan Lucas Paqueta saat turun minum. Endrick menggantikan Igor Jesus (76′) dan Gabriel Martinelli menggantikan Abner (85′).
Namun, penggantian krusial terjadi pada menit ke-68 saat Savinho ditarik keluar digantikan penyerang lain dari Botafogo, Luiz Henrique. Semenit sebelum waktu normal habis usai menerima operan Guimaraes, Henrique membuat tusukan dari sayap kanan dan melepaskan tembakan kaki kiri yang bersarang di pojok kanan gawang Brayan Cortes. Selecao membukukan kemenangan keempat yang penting.
Klasemen Ketat
Tiga angka dari Santiago, diikuti nirpoin Kolombia, membuat Brasil mulai nyaman di klasemen. Berada di peringkat keempat dengan 13 angka, koleksi Brasil terpaut dua poin dari Uruguay dan tiga poin dari Kolombia. Keunggulan Argentina di pucuk klasemen tinggal enam poin dari Brasil.
Selecao dan tiga tim di atasnya tidak bisa bersantai. Ekuador dan Bolivia hanya terpaut satu angka dari Raphinha dkk. Venezuela di posisi ketujuh, titik ke play-off antarkonfederasi, mengoleksi 11 poin atau cuma dua poin dari Brasil. Conmebol semakin ketat karena Paraguay di peringkat kedelapan sudah mengumpulkan 10 angka.
Matchday 9 kualifikasi zona Conmebol menyisakan sebuah laga, yakni Uruguay, peringkat ketiga, melawan juru kunci, Peru, yang digelar pada Jumat (atau Sabtu pagi WIB). Jika menang, Albiceleste akan mendekati Argentina melewati Kolombia.
View this post on Instagram