Laga final ganda putra Jepang Kumamoto Masters 2024, Minggu (17/11), antara Fajar Alfian/M. Rian Ardianto versus wakil tuan rumah, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi, memasuki poin-poin akhir di gim ketiga. Skor 20-17 untuk keunggulan pasangan Indonesia.
Fajar melakukan flick-serve ke Kobayashi. Karena kurang siap, pengembalian Kobayashi out. Skor akhir 21-15, 17-21, dan 21-17 untuk ganda putra andalan Indonesia tersebut
Euforia Fajar/Rian pun tumpah di lapangan. Sembari berteriak lantang, keduanya mengepalkan tangan, lalu sujud syukur. Tuntas sudah penantian juara selama delapan bulan jika dihitung dari sejak terakhir kali mereka menjadi yang terbaik di ajang All England, bulan Maret silam (menang 21-16, 21-16 vs Aaron Chia/Soh Woo Yik).
Menurut hasil penghitungan Jebreeetmedia, Fajar/Rian harus melewati 35 laga kompetitif, terhitung sejak laga kontra Chia/Woo Yik di All England, hingga akhirnya menaiki podium juara di Kumamoto Prefectural Gymnasium.
Dengan demikian, torehan dua gelar Fajar/Rian di tahun ini berarti sudah menyamai pencapaian serupa mereka tahun lalu (2 gelar juara: Malaysia Open dan All England).
Sedangkan tahun terbaik keduanya adalah tahun 2022 di mana mereka sukses menggondol empat gelar bergengsi, yakni Indonesia Masters, Swiss Open, Malaysia Masters, dan Denmark Open. Pada tahun itu, mereka juga bertengger di peringkat satu dunia pada pengujung tahun.
*Terlecut Samurai Biru
Usai laga, Fajar menuturkan bahwa salah satu kunci keberhasilan mereka justru berasal dari kekalahan timnas Indonesia dari Jepang di ajang kualifikasi Piala Dunia 2026, akhir pekan silam, Jumat (15/11).
“Kami punya motivasi dan tekad lebih karena saya dan Rian sangat mengikuti perkembangan sepak bola Indonesia. Cukup sedih kemarin timnas kalah dari Jepang di Jakarta. Jadi di bulutangkis, kami tak mau menyerah. Kami mau menang dari pasangan Jepang di rumahnya,” ujar Fajar di rilis PBSI.
“Alhamdulillah senang dan bersyukur bisa di podium tertinggi lagi setelah terakhir di All England bulan Maret. Kami meraih hasil yang terbaik tapi kami berharap bisa lebih dan lebih baik lagi ke depannya. Setelah interval gim ketiga kami mencoba menjaga fokus, tidak mau terpengaruh keadaan saat lawan sudah mulai mengejar,” lanjut Fajar.
Sementara itu, Rian mengungkapkan beberapa faktor lain. Selain harus beradaptasi dengan kondisi angin, ia tak mau terbawa dengan gaya permainan lawan, terutama setelah kalah di gim kedua.
“Pastinya tidak mudah melawan Hoki/Kobayashi karena mereka bermain luar biasa. Kondisi angin sangat berpengaruh di turnamen ini. Di gim pertama kami bisa sangat enak menyerang, kebalikannya di gim kedua ya mereka bisa membalikkan keadaan. Di gim ketiga kami tidak mau kalah start jadi kami mencari poin sebanyak-banyaknya sebelum interval,” ujar Rian.
Atas kemenangan ini, Fajar/Rian juga memperlebar keunggulan head-to-head mereka atas Hoki/Kobayashi. Mereka unggul 6-2. Sebelum pertemuan ini, kedua pasangan ini juga bersua di semifinal All England. Kala itu, Fajar/Rian menang straight-game dengan skor 21-18, 21-18.
===
View this post on Instagram