Hasil kurang baik menimpa Gregoria Mariska Tunjung. Ia harus mengakui keunggulan lawan beratnya yang juga pemain andalan tuan rumah, Akane Yamaguchi, di final Komamoto Masters 2024, Minggu (17/11). Gregoria harus puas sebagai runner-up usai takluk dua gim langsung, 12-21 dan 12-21.
Secara head-to-head, Yamaguhi memang merupakan lawan yang sulit ditaklukkan Jorji – sapaan akrab Gregoria. Dari 19 pertemuan, Jorji baru bisa menang empat kali.
Jorji sebenarnya memenangi pertemuan terakhir sebelum ajang ini. Kala itu, keduanya bersua di Piala Uber 2024. Jorji menang rubber-game dengan skor 17-21, 21-17, dan 21-13.
Namun, modal itu tak cukup untuk mengalahkan Yamaguchi yang tampil sangat baik di hadapan pendukungnya sendiri. Buktinya, perolehan poin Jorji selalu tertinggal dari sang lawan sejak awal laga.
Setelah tertinggal 5-11 di masa interval gim pertama, jarak poin keduanya makin menjauh dengan selisih hingga 10 poin di kedudukan 8-18, 9-19, dan 10-20, sebelum akhirnya Yamaguchi menutup gim pertama dengan skor 21-12.
Situasi tak banyak berubah di gim kedua. Meski sempat unggul 3-0, Jorji langsung disalip lewat torehan enam angka beruntun (3-6) oleh sang lawan.
Srikandi Merah-Putih kelahiran Wonogiri, 25 tahun silam tersebut, akhirnya tertinggal makin jauh setelah masa interval, termasuk kala Yamaguchi mendulang lima poin beruntun di kedudukan 19-11, sebelum akhirnya menutup laga dengan skor 21-12.
*Kehabisan bensin
Usai laga, Jorji mengakui bahwa faktor fisik menjadi salah satu penyebab kekalahannya. Hal itu tak lepas dari perjuangan habis-habisan yang ia tunjukkan kala mengalahkan wakil Korea Selatan, Sim Yu Jin di babak semifinal.
Jorji harus menjalani laga tiga gim dengan durasi hampir satu jam (59 menit) sebelum akhirnya menang 18-21, 21-17, dan 21-19. Saking leganya, Jorji sampai mengorbankan raketnya lantaran raket tersebut dua kali ia hujamkan ke lapangan di akhir selebrasinya.
“Saya rasa kecepatan saya sudah tidak seperti kemarin, memang dengan pertandingan yang panjang di semifinal kemarin, recovery saya belum sepenuhnya maksimal. Ritme permainan saya lambat dibandingkan Akane. Dia menunjukkan kelasnya hari ini. Apapun yang dia inginkan bisa keluar,” ujar Jorji dirilis PBSI.
Selain itu, Jorji juga dengan berbesar hati mengakui keunggulan lawan beratnya tersebut. Apalagi, ada beberapa momen di mana serangan-serangan Jorji justru berhasil dipatahkan dan malah menjadi poin bagi sang lawan.
“Tadi di momen 11-14 game kedua, saya benar tidak menyangka dia bisa membalikkan smes saya dan masuk. Kita semua tahu, reach dari Akane tidak terlalu panjang tapi tadi itu bagus banget,” ucap Jorji.
“Minggu yang tidak mudah bagi saya di turnamen pertama sejak kembali dari cedera. Hasil ini perjuangannya harus tetap saya syukuri,” pungkasnya.
View this post on Instagram