Barcelona mengalami kemunduran besar. Mereka mesti merelakan tiga poin digondol tamu yang menjadi rival berat dalam perburuan gelar La Liga. Pada Sabtu (21/12), Atletico melengserkan Barca dari puncak klasemen.
Terdapat sejumlah bahasan dari kegagahan Atletico yang memperbesar kans mereka menjuarai La Liga.
Pelajaran Efisien
Kekalahan dari Leganes, juga di kandang, minggu lalu membuat Barcelona dihadapkan pada keharusan menang. Barca mengambil kendali permainan.
Tampil di kandang sementaranya, Estadi Olimpic LluĂs Companys, Barcelona membuat 62% penguasaan bola sepanjang laga, 66% dari babak kedua. Total tembakan yang dilepaskan Blaugrana sebanyak 19 kali, dengan 7 yang mengarah ke gawang Oblak.
Barca menghasilkan pula akurasi operan sebesar 89%. Atletico hanya 78%. Di sepertiga ofensif, akurasi operan Los Cules mencapai 81%, sementara Atleti cuma 56%.
Atleti pun memberikan pelajaran lebih lanjut soal efisiensi. Rojiblancos cuma membuat 5 percobaan, tapi 4 di antaranya menjadi shot on goal. Dua gol menjadi kelebihan skuad Simeone dalam penyelesaian akhir.
Gol Apik Pedri
Barcelona belum didampingi Hansi Flick yang tengah menjalani skorsing larangan bermain. Asistennya, Marcus Sorg menjalankan tugas memimpin tim.
Dengan mendominasi permainan, Barca memimpin kedudukan saat duel berjalan setengah jam. Pedri bertukar operan dengan Gavi dan meneruskannya dengan penempatan di pojok kiri gawang Atletico.
Oblak Setengah Lusin
Barcelona membuat banyak peluang, tapi tidak bisa menggandakan keunggulan. Barca lalu mendapati momok besar lagi berupa kiper tangguh lawan.
Jan Oblak tampil sebagai faktor besar, bahkan mungkin terbesar, dalam keberhasilan Atleti membawa pulang tripoin dari Catalan.
Oblak hanya membuat sebuah penyelamatan pada babak pertama. Ketangguhannya menggila di paruh kedua dengan lima penyelamatan lagi. Fermin Lopez, Raphinha, dan Pedri menjadi korban ketangguhan sang kiper.
Pengganti Penentu
Tuan rumah boleh jadi mengutuk kebisaan mereka terus menekan dan mengurung Atletico tapi tanpa hasil gol kedua. Raphinha,.misalnya, melihat bola lambungnya menerpa mistar.
Atleti bisa memanfaatkan situasi itu. Kala duel memasuki waktu satu jam, Rodrigo de Paul dapat memaksimalkan sapuan buruk Marc Casado. Atleti kemudian bertahan untuk menjaga angka.
Namun, Atleti menuai hasil yang lebih besar dari ketabahan mereka. Keputusan Diego Simeone memasukkan Alexander Sorloth menggantikan Antoine Griezmann pada menit ke-73.
Enam menit memasuki injury time, Nahuel Molina terlepas di sayap kanan. Umpan tariknya ke sisi kanan disambar Sorloth dengan penempatan ke tiang jauh. Barcelona pun merana.
Akhiri Deret Kekalahan
Kemenangan ini melesatkan Rojiblancos ke puncak klasemen dengan keunggulan tiga poin dari Barca yang tergeser ke peringkat berdua. Jarak itu bisa bertambah lebar karena Atleti masih menyimpan satu pertandingan. Blaugrana bahkan bisa melorot ke peringkat ketiga kalau Real Madrid menang atas Sevilla pada Minggu (22/12).
Tak hanya berefek pucuk klasemen, kemenangan ini mengakhiri catatan lima kekalahan beruntun dari Barcelona.
View this post on Instagram