Kabar soal mundurnya pemain tunggal putri andalan Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, di babak perempat final Daihatsu Indonesia Masters 2025, Jumat (24/1), menyebar dengan cepat. Pemain yang akrab disapa Jorji itu mundur karena alasan kesehatan. Ia harusnya bertarung melawan wakil Korea Selatan, Yu Jin Sim di babak 8 besar ini.
Salah satu rival Jorji di ajang ini, Ratchanok Intanon, termasuk yang pertama mendengar kabar tersebut. Pasalnya, pemain andalan Thailand itu kebagian melakoni laga pertama tunggal putri di babak 8 besar. Ia menang rubber-game atas wakil Jepang, Tomoka Miyazaki, dan berhak lolos ke semifinal.
Ditemui Jebreeetmedia usal laga, Intanon mengakui mundurnya Jorji cukup mempengaruhi peta persaingan menuju ke tangga juara. Apalagi, keduanya merupakan pemain unggulan.
Secara catatan head-to-head, Intanon memang masih unggul jauh (10-3) atas Jorji. Hanya saja, tiga kemenangan Jorji itu lahir di empat pertemuan terakhir. Dengan kata lain, Jorji mampu mengimbangi sang rival, setidaknya di setahun terakhir. Namun, Intanon tak ingin menjadikan faktor mundurnya Jorji sebagai alasan utama untuk menjadi juara.
“Kalau dibilang peluangnya makin besar (karena Gregoria mundur) mungkin iya, tapi rasanya semua pemain yang tampil di sini tentu ingin juara, bukan hanya saya saja, terlepas dari Gregoria mundur atau tidak,” ujar Intanon.
“Saya hanya fokus ke laga berikutnya karena sangat betul-betul ingin menjadi juara di sini dan hal itu akan menambah kepercayaan diri saya. Apalagi, banyak pemain-pemain muda potensial yang bermunculan belakangan ini,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Intanon bisa memahami keputusan Jorji untuk mundur lantaran faktor kesehatan, terutama setelah pulang dari India Open 2025. Pasalnya, masalah serupa juga tengah dihadapi Intanon.
“Tentu saja saya berharap Gregoria bisa cepat pulih. Saya paham jika ia merasa keletihan karena memang kami harus terus berpergian dan jadwal yang sungguh padat dari satu turnamen ke turnamen lain. Jadi, semua pemain harus bisa menjaga kondisinya,” ujar Intanon.
“Di India, kondisi cuaca memang sedang tak terlalu baik, agak lembab. Sementara, kami harus melawan kondisi itu saat tampil di lapangan. Saya juga sempat kena flu. Hidung saya agak mampet dan hal itu sangat berpengaruh ke stamina,” lanjutnya.
Tanda-tanda kondisi kurang prima Jorji sebenarnya sudah tampak kala ia melakoni laga perdananya di babak 32 besar, Rabu (24/1). Kala itu, Jorji memang bisa menang mudah 21-15, 21-15 atas wakil India, Anupama Upadhyaya. Namun, ketika wawancara dengan awak media di area Mixed Zone, Jorji beberapa kali bersin dan batuk.
“Seperti yang bisa dilihat, (kondisi) lagi begitu baik karena aku dari tadi malam itu flu berat, kayanya habis pulang dari India sih. Ya semoga makin hari makin membaik. Ya aku berdoa supaya vitamin dan obat-obatan yang lain membantuku untuk cepat pulih,” ujar Jorji penuh harap.
Namun, tanda-tanda serupa kembali tampak sehari setelahnya, tepatnya setelah diwawancara usai meyisihkan Hsiang Ti Lin, 21-13, 15-21, 21-14, Kamis (25/1). Jorji mengaku masih kurang fit. Keputusan pahit pun terpaksa diambil. Ia mundur, Jumat (24/1).
Begitu kabar Jorji mundur merebak di Istora, pelatih tunggal putri Indonesia, Imam Tahori, langsung menemui media guna mengonfirmasi kabar tersebut agar tidak menjadi simpang siur.
“Tadi sekitar pukul 1 siang dia bilang sudah minum vitamin karena ingin tetap main. Hanya memang, dari pagi bangun sudah lemas dan pusing. Setelah makan siang dia bilang ke saya memang tak bisa dipaksakan, ujar Imam.
===
View this post on Instagram