Espanyol membuat kejutan besar dengan menekuk pemuncak klasemen, Real Madrid, pada Sabtu (1/2). Kerugian buat El Real menjelang derbi Madrid pada Sabtu depan (8/2).
Jarak Madrid dengan peringkat kedua yang merupakan rival sekota, Atletico, tinggal satu angka saja. Pesaing lain, Barcelona, juga mengintip lagi kesempatan memangkas angka.
Espanyol 1-0 Real Madrid: Serangan Balik Mematikan
Real Madrid datang ke RCDE Stadium dengan ambisi memperlebar jarak keunggulan dari dua pesaing utama, Atletico dan Barcelona. El Real memperlihatkannya dengan membuat 76% penguasaan bola.
Meski demikian, di paruh pembuka itu, Los Blancos hanya melepaskan tiga tembakan dengan hanya sebuah yang mengarah ke gawang Espanyol. Gol Vinicius Junior pada menit ke-21 dianulir setelah pemeriksaan VAR mendapati pelanggaran Kylian Mbappe terhadap Pol Lozano dalam prosesnya.
Madrid meningkatkan tekanan di paruh kedua, terlihat dengan 18 tembakan, tapi hanya enam yang menjadi shot on goal. Dua peluang Si Putih dimentahkan tiang gawang.
Joan Garcia menjadi bintang pertahanan Espanyol dengan total tujuh penyelamatan. Kegemilangan kiper tuan rumah diikuti sebuah serangan balik mematikan pada menit ke-85. Omar El-Hilali mengirimkan assist untuk gol tunggal yang dibuat Carlos Romero. Espanyol meraup tiga angka mengejutkan yang akan berharga bagi niat mereka bertahan di liga.
Madrid meradang karena menilai Romero semestinya sudah diusir pada awal babak kedua. El Real mengkritik kepemimpinan wasit Alejandro Muniz Ruiz yang tidak memberikan kartu kuning kedua untuk Romero untuk tekel serius terhadap Mbappe yang tengah melaju.
“Keputusan yang dibuat, baik oleh wasit maupun VAR, sulit dijelaskan. Hal terpenting adalah melihat dan melindungi pemain. Itu jelas pelanggaran, tekel yang sangat buruk, dengan risiko cedera yang untungnya tidak terjadi. VAR juga memeriksa, dan sulit kami terima karena tidak ada kartu merah,” ucap Carlo Ancelotti kepada Diario AS seperti dikutip Football Espana.
“Kami menampilkan beberapa hal bagus. Kami memegang kendali, terutama di babak kedua. Laga bisa kamu kuasai, tapi Espanyol tampil baik dalam transisi, bertahan rapat, dan menghukum kami dalam serangan balik. Jalan laga ini seperti yang mereka inginkan,” lanjut Ancelotti.
Atletico 2-0 Mallorca: 500 Simeone
Beberapa jam sebelumnya, Atletico memelihara kans juara dengan mengalahkan Mallorca. Atleti paham hanya kemenangan di Wanda Metropolitano, rumah mereka, yang sekurangnya menjaga tekanan buat tetangga mereka.
Los Rojiblancos membuat 58% penguasaan bola pada babak pertama. Dominasi diperkuat dengan sembilan tembakan, dengan hanya tiga buah yang mengarah ke gawang, sementara Mallorca gagal mengarahkan tiga usaha mereka ke sasaran.
Samuel Lino memberikan bukti keunggulan di paruh pertama itu. Gelandang asal Brasil itu memanfaatkan sodoran penyerang yang juga putra pelatih Diego Simeone, Giuliano Simeone, pada menit ke-26.
Mallorca meningkatkan tekanan di paruh kedua. Tamu besutan Jagoba Arrasate itu bisa membuat 54% penguasaan bola diikuti delapan tembakan, sama seperti Atleti, tapi hanya sebuah yang mengarah ke gawang Jan Oblak. Atleti bisa menghasilkan dua shot on goal, tapi baru bisa memastikan kemenangan di pengujung laga.
Antoine Griezmann menamatkan perlawanan Mallorca di pengujung laga. Penyerang gaek asal Prancis itu meneruskan operan Rodrigo Riquelme saat injury time memasuki menit ketiga.
Makna laga ini bukan hanya mendekat ke puncak klasemen. Diego Simeone melakoni laga ke-500 La Liga bersama Atleti sejak Desember 2011.
“Kami melihat saat ini, tapi saya sangat gembira dengan perjalanan ini. Ada banyak staf yang sudah tidak lagi di sini, pemain yang membagikan ide, pemimpin yang juga tidak ada di sini dan menemani kami. Semuanya membuat saya bahagia,” ucap Simeone kepada Marca.
Pria Argentina itu menyatakan bahwa dirinya sangat mencintai Atleti, tapi mengaku pula mesti berterima kasih kepada keluarga untuk waktu yang tersita jauh dari mereka demi kepentingan klub.
View this post on Instagram