Newcastle United mengukuhkan tempat di final Carabao Cup alias Piala Liga dengan kemenangan 2-0 lagi atas Arsenal. Pada Rabu (5/2) di leg 2, The Magpies memuaskan publik St. James’ Park untuk mendekat kepada trofi pertama setelah lebih dari setengah abad.
Beberapa hal bisa disimak dari penampilan gagah Newcastle di rumahnya. Arsenal mesti menerima kenyataan kehilangan peluang meraih trofi musim ini.
Lupakan Akhir Pekan
Newcastle boleh jadi tidak diunggulkan karena hasil jeblok di liga pada akhir pekan. The Toon Army besutan Eddie Howe kalah dari tamunya, Fulham, walau unggul lebih dulu.
Arsenal datang dengan kepercayaan diri yang tengah tinggi. Mereka bisa menekuk telak juara bertahan liga, Man. City, dengan skor 5-1.
Lebih Fokus
Newcastle sudah menunjukkan keseriusan di ajang ini sejak leg 1. Di Emirates Stadium kala itu, The Magpies juga membukukan kemenangan dua gol tanpa balas.
Pada 7 Januari lalu, Newcastle membuat gol di masing-masing babak. Yang pertama dibuat penyerang yang sedang tajam, Alexander Isak. Gol kedua dibikin Anthony Gordon.
Tahan Rapat
Di kandangnya, dengan mengantungi keuntungan dua gol tandang, Newcastle membuat pilihan yang cukup logis. Magpies cenderung tampil bertahan dengan lima bek.
Arsenal, tampil dengan kekuatan penuh yang tersedia, mengendalikan permainan dengan 68% penguasaan bola. Namun, The Gunners hanya dapat melepaskan 11 tembakan dengan hanya tiga buah yang mengarah ke gawang lawan.
Jumlah shot on target yang sama banyak juga dibuat Magpies, dengan satu total tembakan lebih sedikit. Penyelesaian akhir kembali menjadi perbedaan di antara kedua kubu.
Gak Cuma Isak
Alexander Isak mencetak gol lagi saat duel baru memasuki menit keempat dalam sebuah serangan balik. Akan tetapi, VAR menganulir dengan memastikan off-side pada prosesnya.
Namun, Newcastle tetap menjaga konsentrasi hingga akhirnya bisa membuka skor. Klub Tyneside ini juga tidak bergantung kepada ketajaman Isak saja.
Jacob Murphy, yang nota bene membuat satu assist di leg pertama, melanjutkan grafik permainannya yang tengah bagus dengan dua kontribusi (1 gol dan 1 assist) di dua laga terakhir timnya. Murphy menceploskan bola ke gawang David Raya dengan rebound pada menit ke-19 setelah tembakan Isak menerpa mistar.
Lalu ada Gordon yang mengulangi kiprah di babak kedua leg 1. Sang sayap hampir mencetak gol pada menit ke-49 setelah merebut bola dari kesalahan William Saliba. Namun, bola lambungnya masih melebar dari gawang.
Gordon membayarnya dengan kembali mengukir gol kedua Magpies. Aksi menekan tuan rumah di daerah pertahanan Arsenal berlanjut dengan kerja sama buruk Raya dan Declan Rice yang dimanfaatkan Fabian Schar untuk membuat tekel yang menjadi assist. Gordon pun menyarangkan bola ke gawang yang sudah ditinggalkan Raya di menit ke-52.
Mikel Arteta memasukkan Raheem Sterling dan Mikel Merino (61′), kemudian Riccardo Calafiori dan Jorginho (78′). Namun, The Gunners gagal menjaringkan bola. Agregat 4-0 lebih dari cukup membuktikan kepantasan Newcastle tampil di laga puncak di Wembley pada 16 Maret.
Ambisi Reguler dan Puasa 56 Tahun
“Tim harus sangat efisien. Itu akan mendekatkan pada keberhasilan meraih trofi, dan hari ini kami tidak efisien. Hari yang menyakitkan, dan besok hari yang berbeda,” kata Arteta dikutip BBC.
“Kami lolos dengan kemauan kami. Perjalanan kami tidak mudah musim ini. Kami harus menghadapi empat klub Premier League. Jadi, kami harus tampil baik,” ucap bos Magpies, Eddie Howe.
Perhatian Newcastle telah tertuju ke Wembley. Mereka menunggu pemenang semifinal lainnya antara Liverpool dan Tottenham.
Dua musim lalu, Toon Army hadir di final Piala Liga ini, tapi kalah dari Man. United. Konsentrasi mereka akan tertuju kepada niat memutus paceklik trofi selama 56 tahun.
“Menyenangkan bisa kembali ke Wembley. Penampilan pertama di sana agak di luar harapan. Namun, dengan ambisi klub, kami harus tampil di sana secara teratur. Jadi, hasil ini tidak mengejutkan. Semoga kami dapat belajar dari pengalaman terakhir dan meningkatkan performa,” pungkas Howe.
View this post on Instagram