Sempat terseok-seok di awal musim, performa AS Roma mulai membaik semenjak ditangani pelatih kawakan Claduio Ranieri pada pertengahan November silam.
Yang teranyar, skuat Giallorossi menaklukkan tamunya, Monza, dengan skor 4-0, Selasa (25/2). Kemenangan empat gol tanpa balas itu terasa spesial lantaran Ranieri tak bisa mengoptimalkan pemain-pemain andalannya di lini depan.
Bomber utama asal Ukraina, Artem Dovbyk, masih harus menepi karena cedera paha. Lalu, Paulo Dybala sengaja diistirahatkan di bangku cadangan setelah tampil bagus melawan Porto di ajang Liga Europa tengah pekan silam.
Dybala baru masuk menit ke-62 dan masih mampu menyumbang satu assist untuk gol penutup Roma yang dicetak Bryan Cristante.
Di laga ini, Ranieri menampilkan striker pelapisnya sebagai starter, yakni Eldor Shomurodov. Pemain asal Uzbekistan itu menjawab kepercayaan tersebut dengan sumbangsih assist untuk gol pembuka yang dicetak Alexis Saelemaekers (menit 10’).
Shomurodov lalu mencetak gol kedua Roma (32’). Ia sukes menanduk crossing akurat Matias Soule. Sedangkan gol ketiga Roma dicetak Angelino (73’) lewat tendangan keras mendatar.
Berkat raihan tiga poin ini, Roma bisa mulai membidik posisi enam besar demi tiket ke Eropa musim depan. Saat ini, Dybala dkk. tengah berada di peringkat 9 dengan 40 poin. Mereka tinggal berjarak dua poin dengan Fiorentina di peringkat 6 (42 poin).
Khusus di kacncah Serie A, Roma sudah tak terkalahkan di 10 laga terakhir. Mereka mampu mendulang 24 poin lewat catatan tujuh kemenangan dan tiga hasil imbang.
Salah satu kunci dari peningkatan performa Roma adalah kondisi internal tim yang kompak. Sampai-sampai, ada keputusan yang dianulirnya demi menjaga kekompakan tim. Salah satu contohnya dikisahkan Ranieri usai laga.
“Para pemain berlatih dengan baik di sesi latihan. Kondisi ruang ganti sangat sehat. Sempat ada satu pemain yang meminta permisi untuk mengunjungi ayahnya dan saya tak mengizinkannya karena harus latihan. Lalu, Dybala dan Paredes datang ke sana dan meminta agar pemain tersebut diberikan izin. Inisiatif itu cukup bermakna buat saya. Bagaimana saya bisa mengatakan tidak saat para pemain yang memintanya,” ujar Ranieri dilansir Sky Sports Italia.
*Nesta kesulitan di juru kunci
Berbanding terbalik dengan kondisi Ranieri di Roma, pelatih Monza yang juga merupakan bek legendaris AC Milan dan timnas Italia, Alessandro Nesta, tengah menjalani sulit.
Kekalahan dari Roma membuat timnya terus berada di posisi juru kunci. Nesta dan pasukannya cuma bisa meraih satu kemenangan di 18 laga terakhir Serie A.
Satu-satunya kemenangan itu lahir kala menang atas tamunya, Fiorentina, dengan skor tipis 2-1 pada 14 Januari silam. Setelah kemenangan itu, Monza malah menelan lima kekalahan dan sekali imbang.
Nesta ditunjuk menangani Monza jelang bergulirnya musim ini. Kala itu, ia menggantikan Raffaele Palladino, yang hijrah ke Fiorentina.
Pada 23 Desember silam, Nesta sebenarnya sudah sempat dipecat setelah timnya takluk 1-2 dari Juventus. Kekalahan dari Juve itu merupakan kekalahan beruntun ketiga yang membuat Monza terpuruk ke peringkat buncit lantaran cuma mampu meraih 10 poin dari 17 laga.
Namun, pada 10 Februari lalu, manajemen Monza kembali menunjuk Nesta sebagai pelatih kepala, alias hanya tujuh pekan setelah pemecatannya. Kala itu, Monza baru dibantai Lazio 1-5.
Nesta sempat menghindarkan Monza dari kekalahan setelah ditunjuk kembali bertugas, yakni kala bermain imbang 0-0 versus Lecce pekan lalu. Namun, tanggung jawabnya kembali berada di pinggir jurang setelah takluk dari Roma.
===
View this post on Instagram