Crystal Palace menggoreskan sejarah dengan raihan trofi pertama sepanjang sejarah. Dalam final Piala FA di Wembley pada Sabtu (17/5), Palace menumbangkan raksasa, Man. City, melalui pertandingan ketat dengan beberapa insiden menarik.
Man. City menyasar trofi untuk menutup penurunan dibandingkan dengan musim-musim sebelumnya. Motivasi Crystal Palace jelas: trofi mayor pertama dalam sejarah klub. Benturan dua niat ini menyajikan duel apik.
Sergap Fase Awal.
Man. City mengambil kendali permainan sejak awal laga. Namun, bangunan serangan Palace pada menit ke-16 menyergap City. Setelah bertukar operan dengan Daichi Kamada, Jean-Philippe Mateta mengirim bola kepada Daniel Munoz di kanan. Eberechi Eze meneruskan kiprah apik di perempat final dan semifinal dengan menjaring bola umpan Munoz.
Henderson Kontroversial.
Dean Henderson menghasilkan insiden yang ramai diperbincangkan. City mengklaim sanksi buat sang kiper setelah meninju bola dengan tangan sedikit di luar kotak penalti saat Haaland merangsek. Pemeriksaan VAR menilai striker Cityzens itu menjauh dari gawang sehingga tidak dianggap sebagai peluang bersih.
Henderson Krusial.
Henderson lalu tampil sebagai salah satu faktor besar buat Palace. Yang paling penting adalah aksinya menahan penalti Omar Marmoush pada menit ke-36. Sang kiper menangkal pula sejumlah peluang City lewat Erling Haaland, Josko Gvardiol, dan Jeremy Doku di babak pertama serta tembakan debutan Claudio Echeverri di paruh kedua.
Dominan vs Efisien.
Cityzens menguasai permainan di Wembley dengan 78% penguasaan bola, diikuti 23 tembakan yang hanya enam di antaranya mengarah ke gawang. Namun, tidak ada yang bersarang di gawang Palace. The Eagles menghasilkan sembilan tembakan dengan dua buah menjadi shot on goal. Si Elang menahan gempuran City dengan pertahanan tangguh untuk menjaga keunggulan sampai akhir laga.
Sejarah!
Sejarah pun tercipta begitu wasit Stuart Atwell meniup peluit tanda berakhirnya laga. Palace, dua kali finalis (1990 dan 2016), meraih trofi besar pertama sepanjang sejarah mereka. Kapten yang akan hengkang pada akhir musim setelah 13 tahun di Selhurst Park, Joel Ward, mengangkat trofi untuk klub yang juga berjulukan The Glaziers itu.
Nirgelar Pertama Pep.
Inilah musim pertama City tanpa gelar di bawah arahan Pep Guardiola sejak kedatangannya pada 2015-16. “Kami telah melakukan segalanya. Tak ada yang perlu disesalkan. Di dua laga terakhir, kami membuat 50 tembakan. Sepak bola kadang seperti ini. Kami mengendalikan transisi, tapi sayangnya kami tidak bisa menang. Selamat untuk Palace,” ucap Pep dikutip BeIn Sports.
Kebahagiaan buat Suporter.
Oliver Glasner, pelatih Palace, kembali mengejutkan setelah membawa Frankfurt menjuarai Liga Europa 2021-22. Piala FA bersama The Eagles, membawanya kembali Eropa. “Tidak ada yang menyangka Frankfurt meraih Liga Europa, begitu pula Palace meraih Piala FA. Inilah buah kesabaran. Sebagai pelatih dan manajer, kesuksesan terbesar bukan mengangkat piala, melainkan saat memberikan momen besar dalam hidup puluhan ribu fan,” ujar Glasner kepada BBC.
View this post on Instagram