Kunjungan Presiden FIFA, Gianni Infantino ke Indonesia meninggalkan sebuah pesan. Gianni Infantino berharap sepak bola Indonesia sudah bisa menerapkan teknologi VAR atau Video Assistant Referee di setiap stadion.
Tentu saja menjadi sebuah polemik. Pasalnya harga VAR untuk satu stadion saja memakan biaya yang tidak kecil, yaitu Rp 80 miliar untuk satu lapangan.
Untuk itu para pakar sepak bola Indonesia menyebutkan masih sulit untuk Indonesia menggunakan VAR. Hal itu pula yang dikatakan oleh pundit JebreeetMedia, Yusuf Kurniawan.
Menurut Yusuf Kurniawan atau yang biasa disapa Yuke, Indonesia masih jauh untuk menerapkan teknologi VAR di stadion.
Apalagi masih ada beberapa faktor yang membuat sepak bola Indonesia kesulitan untuk menerapkan VAR.
“Jauh sih kita memang (memakai VAR) karena kita selalu bandingannya sama yang ada di luar negeri di Eropa.
“Mereka semua sudah terpenuhi lah requirement-nya lah darii SDM-nya, dari stadionnya segala macam. Kita masih jauh,” katanya.
Selain itu Eko Noer Kristiyanto mengatakan bahwa mental pemain Indonesia belum bisa untuk sampai ke VAR. Alasannya karena wasit masih belum dihargai di atas lapangan.
Dengan hal itu bisa menyebabkan pertandingan akan banyak berhenti karena pemain akan meminta wasit untuk selalu melihat VAR.
“Sama ini, mentalkan di Eropa itu mereka respect sama wasit dalam artian mereka ga selalu meminta wasit untuk liat VAR. VAR itu kan sesuatu kejadian yang krusial.
“Kalau di Indonesia itu kan gimana, sedikit-sedikit minta VAR, kan waktu banyak yang terhenti nanti,” jelasnya.