Man. United mendapat porsi perhatian besar saat melakoni leg 1 perdelapan final Liga Europa menjamu Real Betis pada Kamis (9/3). Alasannya datang dari akhir pekan lalu. Kira-kira bagaimana efeknya di laga ini?
Atensi berdatangan untuk alasan yang buruk buat United. Duel kontra Betis ini hadir setelah The Red Devils dipermalukan Liverpool di Anfield dengan skor 0-7, yang mana merupakan kekalahan terbesar mereka menyamai skor yang sama pada 1931 di tangan Wolverhampton di divisi kedua.
Tak berlebihan bila menduga bahwa mental skuad Manchester Merah terdampak kekalahan itu. Hukuman segera diterapkan Erik ten Hag di kamar ganti Anfield. Bos anyar itu memaksa para pemainnya duduk diam dan mendengarkan selebrasi para pemain Liverpool. Ten Hag lalu memperingatkan anak-anak asuhnya untuk bersiap pindah ke tim U-21 United kalau hasil memalukan itu terjadi lagi.
“Masa buruk bisa dilewati bila kami melakukan hal yang benar. Bila bereaksi dengan pesan yang tepat sebagai manajer dan tim, kami bisa belajar banyak dari sana. Kami dapat memperkokoh mentalitas,” ucap Ten Hag di situs klub.
Pertanyaannya tak jauh dari seputar bagaimana kira-kira United merespons hasil memilukan itu. Bangkit? Atau malah lebih terpuruk? Reaksi yang mana pun akan menarik. Karenanya, duel pada tengah pekan ini akan menyedot banyak perhatian.
Dalam kondisi normal, Red Devils berpeluang menang. Old Trafford akan menjadi andalan United untuk membukukan keuntungan sebelum bertandang ke Estadio Benito Villamarin pekan depan. Di sana, mereka telah menekuk Barcelona di play-off fase gugur.
Secara keseluruhan, Iblis Merah terbilang sudah mengakrabi sepak bola Spanyol. Sejak 2017, United selalu bertemu dengan wakil Negeri Matador itu.
Dalam benturan perdana kedua tim pada Kamis, Betis merupakan klub Spanyol ketiga yang mereka hadapi musim ini di Liga Europa. Sepanjang sejarah, Los Verdiblancos adalah tim Spanyol ke-12 yang melawan United.
Setelah menyebut performa timnya di Anfield dengan ‘tidak profesional’, Ten Hag sangat mungkin melakukan perubahan dari skuad yang remuk di Anfield. Dua bek sayap, Luke Shaw dan Diogo Dalot, mungkin diganti Tyrell Malacia dan Aaron Wan-Bissaka. Pelapis lain seperti Harry Maguire, Marcel Sabitzer, Jadon Sancho, Alejandro Garnacho hingga Anthony Elanga berpeluang tampil.
Selain potensi hambatan psikologis, United juga perlu merasakan ancaman teknis yang bisa dihadirkan kubu tamu. Si Hijau Putih masih berada di peringkat kelima La Liga.
Usai dua kekalahan di kandang pada awal Februari, Betis bangkit dengan tiga kemenangan. Akhir pekan lalu, klub kota Sevilla ini menahan imbang Real Madrid.
Ancaman buat United juga bisa dilihat pada sosok Manuel Pellegrini. Pelatih asal Cile itu telah membukukan laga ke-100 di La Liga menangani Betis saat melawan Madrid yang juga mantan klubnya.
Buat pelatih Betis itu, laga nanti adalah laga kelimanya meladeni Red Devils di arena antarklub Eropa. Dari empat pertemuan sebelumnya, sang pelatih kawakan mampu membawa timnya saat itu, Villarreal, menahan imbang United. Kesemuanya, masing-masing di fase grup Liga Champion 2005/06 dan 2008/09, berakhir dengan skor 0-0.
Torehan Pellegrini melawan United lebih baik di Premier League. Dari total sembilan kesempatan, ia membawa Man. City atau West Ham menang lima kali dan seri sekali kontra United.
“Para fan Betis seharusnya senang dengan daya tarik laga ini. Kami harus tampil baik di Old Trafford dan menjaga peluang kami sebelum tampil di laga kedua. Kami harus menghadapi mereka, bermain dengan karakter, dan menyulitkan mereka,” ucap manajer nonteknis, Alexis Trujillo, dikutip AFP.
Karakter sepertinya sedang menjadi masalah United yang dapat dimanfaatkan Betis. Verdiblancos bisa pulang dengan keuntungan.