Spanyol menunjukkan start terbang di bawah pelatih anyar dengan menundukkan Norwegia. Beberapa hari berselang, pada Selasa (28/3), Skotlandia mengembalikan La Furia Roja ke bumi melalui dua gol Scott McTominay.
Optimisme tampak melanda La Furia Roja setelah menang 3-0 atas Norwegia pada laga pertama mereka di bawah arahan pelatih baru, Luis de la Fuente. Namun, saat laga di Hampden Park, Glasgow, ini baru berjalan tujuh menit, McTominay membawa tuan rumah unggul menyambar umpan tarik kapten Andy Robertson dan memanfaatkan terpelesetnya Pedro Porro.
The Tartan Army bahkan hampir bisa menambah keunggulan melalui Ryan Christie dan ujung tombak Lyndon Dykes. Bintang kemenangan La Roja saat menghadapi Norwegia, Joselu, hampir menyamakan kedudukan pada menit ke-24. Bola hasil sundulannya hanya membentur mistar.
Skotlandia kembali mengentak di awal paruh kedua. Kala babak kedua baru memasuki menit keenam, McTominay mengukir gol keduanya dengan tendangan voli setelah lesatan apik Kieran Tierney.
Tuan rumah hampir menambah gol enam menit kemudian. Tendangan bebas John McGinn menerpa mistar. Upaya De la Fuente memasukkan Iago Aspas dan Borja Iglesias serta Gavi tidak membuahkan hasil.
McTominay boleh jadi telah menghasilkan permainan terbaik sepanjang kariernya. Dua gol gelandang yang mengenakan kostum bernomor punggung 4 ini ke gawang Spanyol akan menjadi perbincangan untuk waktu yang lama di Skotlandia.
McTominay pun mengikuti dwigol Mo Johnston ke gawang Spanyol pada 1984. Pemain Manchester United ini juga untuk pertama kali mencetak gol di dua laga beruntun. Sebagai catatan, koleksinya di 37 penampilan sebelumnya buat Tartan Army hanya satu gol. Gol terakhirnya sebelum gol ke gawang Siprus adalah saat melawan Israel pada 2021.
“Manajer berkata bahwa inilah kesempatan kami menciptakan sejarah sebagai pemain Skotlandia. Dan inilah petang yang akan dikenang selama 20 hingga 30 tahun ke depan. Tak cukup terima kasih kami untuk para pendukung,” ucap McTominay seperti dikutip BBC.
McTominay berkata bahwa saat masih kecil ia adalah seorang gelandang serang. “Saya suka maju hingga ke kotak penalti lawan. Saya perlu terus melakukannya. Saya tahu bisa terus menambah gol dan assist ke dalam permainan saya,” lanjut pemain berumur 26 tahun itu.
“Setiap pemain bermain berusaha melambatkan permainan. Tidak mudah, tapi kadang kala itulah yang perlu dilakukan untuk menang. Lihat tempat ini. Saya tak pernah melihatnya seperti ini. Luar biasa,” ucap McTominay.
Tim tamu mendominasi duel dengan penguasaan bola sebesar 75 persen. Akan tetapi, penyakit lama La Roja seperti kambuh lagi. Mereka tidak bisa mencetak gol.
Gelandang bertahan Spanyol, Rodri, mengakui bahwa Skotlandia mampu memanfaatkan kesalahan Spanyol. “Kami tahu Skotlandia akan menyulitkan, tapi kami mencoba berfokus pada diri sendiri. Saya rasa kami tampil baik, tapi mereka menghukum kesalahan kami dan mencetak dua gol mudah. Kami mesti belajar dari laga ini,” ucap pemain Manchester City itu.
Walau memuji energi dan kekuatan fisik Tartan Army, Rodri mengeluhkan permainan lawan. “Itu cara mereka bermain, tapi bagi saya sampah, rubbish. Mereka selalu membuang-buang waktu, memprovokasi, dan menjatuhkan diri. Bagi saya, itu bukan sepak bola. Wasit melihatnya, tapi diam saja,” ujar Rodri.
Bagaimanapun, hasil ini membawa Skotlandia ke puncak klasemen Grup A kualifikasi Euro 2024. Pasukan besutan Steve Clarke ini sudah dua kali menang. Spanyol masih menempati peringkat kedua setelah Norwegia dan Georgia hanya bermain imbang 1-1 beberapa jam sebelum duel The Tartan Army menjamu La Roja.