Misi Liverpool dan AC Milan untuk meraih kemenangan comeback demi lolos ke semifinal Liga Europa, gagal total.
Dibebani kekalahan 0-3 di kandang sendiri pada leg pertama, Liverpool cuma menang tipis 1-0 kala ganti bertamu ke Atalanta, Jumat (19/4). The Reds kalah agregat 1-3.
Awalnya, semua tampak berjalan sesuai harapan kala Mohamed Salah membawa Liverpool unggul cepat dari titik putih di menit 7’.
Namun, Dewi Fortuna sedang tak berpihak ke skuat Merseyside Merah. Modal 63% dari total gol mereka yang lahir di babak kedua sepanjang musim ini juga tak manjur. Pasukan Juergen Klopp gagal mencetak gol tambahan di sisa laga.
Upaya sang pelatih untuk memborong jatah lima penggantian pemain juga tak berbuah manis. Berkaca dari data statistik Flashscore, Salah dkk. cuma bisa melepaskan lima tembakan on-target dari total 10 percobaan. Catatan itu terbilang minim untuk ukuran sebuah tim yang tengah mengejar ketertinggalan agregat tiga gol.
Kemenangan ke-250 Liverpool di kompetisi Eropa ini jadi tak berarti apa-apa. Mereka harus merelakan tiket semifinal untuk Atalanta.
View this post on Instagram
*Milan lebih menyedihkan lagi
Kalau Liverpool masih bisa memperkecil ketertinggalan agregat, Milan justru lebih parah lagi. Alih-alih membalas kekalahan 0-1 di San Siro pada pertemuan pertama, Olivier Giroud dkk. justru kembali menelan kekalahan 1-2 di markas AS Roma.
Padahal, Roma sudah harus bermain dengan hanya 10 orang sejak kartu merah Zeki Celik (31’). Hanya memang, tugas itu tak mudah lantaran dua gol Roma lewat Gianluca Mancini (12’) dan Paulo Dybala (22’), sudah lebih dulu lahir sebelum hukuman kartu merah Celik.
Alhasil, Milan cuma membalas satu gol lewat sundulan Matteo Gabbia (85’). Skuat Rossoneri wajib menyesali ketidak akuratan mereka dalam menuntaskan peluang. Bayangkan, dari total 21 tembakan, hanya empat yang on-target. Bandingkan dengan Roma yang mampu mencuri dua gol meski cuma melepaskan enam tembakan.
Keberhasilan lolos ke semifinal ini sekaligus melanjutkan tradisi serupa Roma di kasta kedua Eropa. Sejak musim 2020/21, mereka selalu berhasil lolos ke semifinal, termasuk dengan menjadi juara di musim 2021/22 (Conference League) dan runner-up di musim 2022/23.
*Alonso vs De Rossi
Di babak semifinal, Atalanta bakal bersua Marseille. Tim wakil Prancis itu lolos ke semifinal usai menyisihkan Benfica lewat drama adu penalti.
Sementara itu, Roma bakal ditantang Leverkusen yang berhasil menyisihkan West Ham (agregat 3-1). Laga Roma vs Leverkusen ini bakal dibumbui pertemuan dua mantan gelandang terbaik dunia dari satu generasi yang kini sudah beralih menjadi pelatih, yakni Daniele De Rossi dan Xabi Alonso.
View this post on Instagram
Dilansir Squawka, keduanya sudah tujuh kali bertarung di lapangan kala masih aktif bermain di level klub (Roma/Bayern Munich) klub maupun timnas (Italia/Spanyol).
Terkait peran baru sebagai pelatih, Alonso sudah unggul satu langkah lantaran baru saja sukses mengantar Leverkusen juara Bundesliga dengan torehan beragam rekor.
Sementara itu, De Rossi masih harus membuktikan kualitasnya sebagai peracik strategi handal usai menggantikan Jose Mourinho pada awal tahun ini (16 Januari).
Sejauh ini, kiprah De Rossi tak terlalu buruk. Keberhasilannya mengantar Roma ke semifinal merupakan bagian dari 17 laga yang telah dilaluinya selaku pelatih I Giallorossi. Dari 17 laga tersebut, Roma cuma menelan dua kekalahan dan tiga hasil imbang, sedangkan sisa 12 laga lainnya berujung dengan kemenangan.