Berstatus juara bertahan musim lalu, performa Napoli di Serie A musim ini benar-benar jauh dari mengesankan, khususnya di pekan-pekan akhir.
Kesan itu terakumulasi dengan kegagalan memetik poin penuh kala ditahan imbang 0-0 oleh tamunya, Lecce, di pekan penutup, Minggu (26/5).
Keunggulan persentase penguasaan bola (67% berbanding 37%) dan jumlah tembakan (24 berbanding 10) atas Lecce nyatata tetap tak berujung dengan raihan tiga poin.
Dengan hasil tersebut, Victor Osimhen dkk. berarti tak pernah menang di tujuh pekan terakhir (dari pekan 32 hingga 38).
Terakhir kali Napoli memetik tiga poin adalah kala menang 4-2 di kandang Monza pada 7 April silam (pekan 31). Setelah itu, raihan poin mereka ngadat.
Secara berturut-turut, mereka kalah 0-1 dari Empoli, imbang 2-2 vs Roma, imbang 1-1 kontra Udinese, kalah 0-2 dari Bologna, imbang 2-2 vs Fiorentina, dan imbang 0-0 lawan Lecce.
Tanpa kemenangan di tujuh pekan terakhir juga membuat skuat berjuluk I Partenopei tersebut gagal meraih tiket ke Eropa musim depan.
Secara keseluruan, Napoli cuma mampu mengumpulkan 53 poin musim dari hasil 13 kali menang, 15 kali imbang, dan 11 kali kalah.
Dilansir Squawka, pencapaian minim tersebut menjebloskan mereka sebagai tim juara bertahan terburuk kedua sepanjang sejarah Serie A setelah AC Milan (43 poin di musim 1996/97).
Kala itu, Milan merupakan juara bertahan Serie A 1995/96 berkat tambahan dua amunisi baru, George Weah (dari Paris Saint-Germain) dan Roberto Baggio (Juventus). Apalagi di dalam tim, sudah bertengger nama-nama beken, terutama di sektor pertahanan, seperti Marcel Desailly dan kuarter bek Azzurri, Paolo Maldini, Christian Panucci, Franco Baresi, dan Alessandro Costacurta.
Di pengujung musim, Milan juara dengan raihan 73 poin dan unggul delapan poin dari Juventus di posisi runner-up.
Namun, di musim berikutnya (1996/97), performa Milan langsung jeblok meski kedatangan beberapa tambahan amunisi baru seperti Edgar Davids dan Michael Reiziger (Ajax), Christophe Dugarry (Bordeaux), dan Jesper Blomqvist (IFK Gotenberg).
Faktor hengkangnya pelatih Fabio Capello menjadi salah satu penyebab utama menurunnya performa Rossoneri di musim tersebut.
Kehadiran Oscar Tabarez selaku pelatih baru, yang kemudian digantikan lagi oleh Ariggo Sachi, tak banyak membantu.
Milan akhirnya menjadi juara bertahan terburuk sepanjang sejarah Serie A lantaran cuma bisa mengumpulkan 43 poin dan finis di peringkat 11.
View this post on Instagram