Penutup fase grup yang seru disajikan Grup F pada Rabu (26/6). Kisah bak dongeng disajikan satu-satunya debutan di turnamen ini.
Turki vs Rep. Ceskia 2-1
Duel sengit tergelar di Volksparkstadion, Hamburg. Turki cukup dengan satu poin untuk bisa lolos. Republik Ceskia memerlukan tiga poin untuk dapat lolos sekurangnya sebagai salah satu dari empat peringkat ketiga terbaik.
Ceskia mendapat masalah pada menit ke-20. Wasit Kovacs mengeluarkan kartu kuning kedua untuk gelandang serang Antonin Barak. Meski demikian, babak pertama belum diwarnai gol.
Turki meraih hasil dari gedoran di awal paruh kedua. Enam menit setelah turun minum, usai menerima sodoran Ismail Yuksek di sisi kanan kotak penalti, kapten Hakan Calhanoglu melepaskan tembakan kaki kanan yang bersarang di tiang jauh. Namun, Ceskia bisa menyamakan skor pada menit ke-66 melalui Tomas Soucek.
Usai skor imbang, Ceskia menekan walau kalah jumlah pemain. Namun, pertahanan mereka melemah dan lengah saat injury time. Cenk Tosun membuat gol apik lewat irisan di dalam kotak penalti sebelum menggeber masuk bola operan Orkun Kokcu di sisi kanan kotak.
Setelah peluit tanda akhir duel dibunyikan, wasit Kovacs masih disibukkan dengan percekcokan di tengah lapangan. Pengadil dari Rumania itu mengeluarkan kartu merah untuk Tomas Chory dan dua kartu kuning masing-masing buat Soucek dan Arda Guler.
Kemenangan 2-1 menempatkan Turkiye sebagai runner-up Grup F. Di perdelapan final, pasukan asuhan Vincenzo Montella ini akan bersua dengan juara Grup D, Austria. Namun, Turki tidak bisa diperkuat Calhanoglu dan bek Samet Akaydin di 16 besar karena mendapatkan kartu kuning kedua di turnamen.
View this post on Instagram
Portugal vs Georgia 0-2
Portugal telah memastikan posisi juara grup sejak hari laga kedua. Pelatih Roberto Martinez merotasi sebagian besar tim untuk laga menghadapi debutan, Georgia, di Arena AufSchalke, Gelsenkirchen. Keputusan Martinez itu segera mendapatkan konsekuensi buruk.
Laga baru memasuki menit kedua ketika Georgia, yang masih berpeluang lolos kalau menang, membuka skor. Meneruskan operan Georges Mikautadze, bintang utama Georgia, Khvicha Kvaratskhelia, membuat penyelesaian mantap ke tiang jauh gawang Portugal yang dikawal Diogo Costa.
Portugal mencatat 68% penguasaan bola. Hanya, Selecao mengalami masalah di sepertiga lapangan depan. Mereka menghasilkan 22 percobaan, tapi hanya 5 buah yang mengarah ke gawang.
Georgia hanya menghasilkan 7 percobaan, dengan 3 shot on goal. Dengan serangan balik mengikuti taktik defensif, skuad besutan Willy Sagnol ini bisa mencetak gol keduanya dari penalti setelah pemeriksaan VAR mendapati Antonio Silva melanggar Luka Lochoshvili. Mikautadze mengukir gol ketiganya di turnamen, membuatnya menjadi top-scorer sementara, dari titik putih pada menit ke-57.
Tim kedua Selecao das Quinas menghadirkan Joao Felix di depan. Pedro Neto dan Francisco Conceicao, dan Joao Palhinha dimainkan di lini tengah. Danilo Pereira dan Goncalo Inacio tampil di lini belakang. Di babak kedua, Ruben Neves, Goncalo Ramos, Diogo Jota, dan Matheus Nunes dimasukkan.
Meski memiliki banyak pemain bagus, Portugal berkesulitan mencetak gol ke gawang Giorgi Mamardashvili. Pertahanan tangguh diperlihatkan The Crusaders. Kapten Cristiano Ronaldo pun tidak bisa mengukir sebuah gol pun di fase grup ini.
Kemenangan dua gol mengesankan ini berujung dengan sejarah. Di debutnya, Georgia bisa menembus fase grup. Crusaders bahkan menyamai torehan Belanda di daftar peringkat ketiga, tapi kalah dalam catatan disipliner.
Di 16 besar, Georgia akan menantang juara Grup B yang merupakan satu-satunya tim yang selalu menang, Spanyol. Portugal akan meladeni Slovenia, wakil Grup C yang berada di posisi keempat pada klasemen peringkat ketiga.